Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pendidik di Tahun Politik

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Namun sayang, dari setiap kandidat yang bertarung dalam kontestasi politik, baik kepala daerah maupun pemilihan presiden, isu pendidikan kerap dianaktirikan, kecuali berkaitan dengan lumbung suara. Ketika kandidat dihadapkan pada problem pendidikan, mereka kerap tidak memiliki desain utuh untuk mereformasi pendidikan. Akhirnya, pendidikan hanya menjadi komoditas politik sesuai dengan kehendak penguasa.

Lain pendidikan, beda pula dengan pendidik yang tetap menjadi lahan basah untuk dipolitisasi. Padahal, jumlah guru tidak begitu signifikan. Lalu, apa yang bisa diharapkan dari seorang pendidik di tahun politik? Tidak ada jalan lain, kecuali mengincar pengaruhnya di hajatan demokrasi. Disadari atau tidak, pendidik memang tidak seberapa dibanding suara lain seperti buruh atau petani. Hanya, pengaruh pendidik di daerah sangat tinggi. Ini memungkinkan menarik massa.

Contoh, jika ada seorang pendidik di desa dan sudah mendapat kepercayaan masyarakat, mereka tidak hanya dipercaya mendidik buah hatinya. Mereka juga bisa menjadi referensi politik masyarakat. Anasir tersebut dengan mudah diamati di perdesaan yang banyak wali murid menyerahkan suaranya hanya karena pertimbangan karismatik seorang pendidik. Masyarakat menganggap pilihan pendidik merepresentasikan kebaikan.

Ini tentu saja bukan pendidik biasa layaknya guru sekolahan. Mereka biasanya tokoh yang memiliki karisma kuat. Jadi tidak mengherankan bila posisi pendidik tersebut sangat diperhitungkan dalam strata sosial. Maka, tidak mengherankan jika politisi ingin menggaet.

Baca Juga :
Jiwa Kesatria

Pendidik memiliki massa pemilih dewasa dan pemula. Kedekatan pendidik terhadap pemilih pemula tidak bisa hanya dimaknai sebagai interaksi antara guru dan siswa, tapi sebagai trah seorang pendidik. Sebagai pemilih pemula, siswa lebih rela mengikuti arahan pendidik. Mereka takut "kualat" apabila membangkang.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top