Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penderita Asma Merapat! Manfaatkan Kecerdasan Buatan, Kanada dan Jerman Berkolaborasi Ciptakan Alat 'Penyelamat' Penyakit Pernapasan Kronis

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

"Perangkat wearable bertenaga AI kami akan memiliki kapasitas untuk melindungi privasi ucapan dan melakukan analisis data hampir real-time untuk memberdayakan pasien dan dokter agar mengambil tindakan yang tepat tanpa penundaan," bunyi pernyataan resmi Nicole Y.K. Li Jessen dan Andreas M. Kist seperti termuat dalam The Conversation.

Pasien asma dan PPOK juga tidak perlu khawatir perihal privasi lantaran sebagian besar fitur ucapan yang dapat dikenali berada dalam rentang frekuensi tinggil, yakni sekitar enam hingga delapan kilohertz. Sementara, jaringan leher manusia berfungsi sebagai filter yang hanya mampu dilewati oleh komponen frekuensi rendah dari sinyal. Hal ini berarti ucapan dapat diidentifikasi oleh sensor perangkat tapi tidak terdengar oleh telinga manusia.

"Kami sekarang bekerja untuk mengembangkan aplikasi smartphone yang akan terhubung ke perangkat wearable. Aplikasi seluler ini akan menghasilkan ringkasan buku harian kesehatan saluran napas bagian atas untuk pasien. Selain itu, dengan persetujuan pengguna, laporan juga dapat dikirim ke penyedia layanan kesehatan utama mereka untuk pemantauan jarak jauh," tambah keduanya.

Sementara di Friedrich Alexander Universität Erlangen Nürnberg, tim Jerman telah mengembangkan jaringan saraf dalam, yang ramping dan hanya membutuhkan memori komputasi kurang dari 150 kilobyte. Selain itu, pemantauan berkelanjutan menghasilkan sumber data yang besar dan kompleks. Mereka juga tengah berupaya mengotomatiskan analisis sinyal akustik mekanis. Bersama dengan data spesifik pasien, seperti kualitas udara lokal dan pereda yang digunakan, perangkat kesehatan '"wearable AI" akan mampu memprediksi risiko pasien asma atau gejala eksaserbasi PPOK.

"Dengan kemajuan teknologi pemantauan yang dapat dikenakan, kami berharap dapat memberdayakan dan melibatkan pasien untuk bertanggung jawab atas kesehatan saluran napas mereka," ujarnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top