Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pendekatan Telementoring ECHO Bisa Atasi Kesenjangan Pelayanan Kanker

Foto : Istimewa

Ilustrasi-Telementoring Kanker

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan sejumlah mitra kerja tengah menjalankan program Extension for Community Health Outcomes (ECHO). Program ini dilakukan dalam upaya peningkatan hasil penatalaksanaan kanker di Indonesia.

Program telementoring ECHO menggunakan pendekatan berbagi pengetahuan antara ahli di rumah sakit pengampu (hub) dan klinisi di daerah yang diampu (spoke) seputar kasus-kasus kanker yang ditangani sebelumnya. Dengan prinsip pembelajaran dapat memberdayakan penggunaan teknologi untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya, dan berbagi pengalaman dalam mengurangi kesenjangan, belajar dengan case-based learning dan memonitor hasil pembelajaran dengan web-based database.

Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan, drg. Arianti Anaya, M.K.M., program ECHO diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tenaga medis di seluruh wilayah, sehingga pasien bisa menerima perawatan kanker yang tepat dan cepat di mana pun mereka berada di Indonesia.

"Program telementoring ECHO ini sangat baik dan ditunggu-tunggu untuk kita melakukan transformasi kesehatan. Kami mendorong kolaborasi aktif antara pemerintah, publik, dan swasta untuk mendorong akselerasi pengembangan deteksi dini dan pengobatan kanker," ujar dia dalam konferensi pers daring, Kamis (30/6).

Saat ini, jumlah dokter spesialis penyakit hematologi-onkologi medik di Indonesia hanya berjumlah 188 orang, dan spesialis bedah onkologi hanya berjumlah 202 orang. Angka ini sangat jauh di bawah kebutuhan masyarakat Indonesia akan bantuan terhadap kanker, yaitu sekitar 0,07 dari 100 ribu penduduk.

Jumlah ini juga masih tergolong sangat rendah dibandingkan dengan yang direkomendasikan oleh UK Royal College of Physician, yaitu sebesar 1,42 untuk tiap 100 ribu penduduk. Selain itu, bukan hanya jumlah tenaga medis profesional yang tidak merata, namun dengan berkembangnya teknologi yang tidak didukung dengan pembaharuan fasilitas dan informasi di wilayah-wilayah kecil, juga berakibat pada dalam penanganan pasien kanker.

Keberhasilan Intervensi

Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., M.A.R.S., menjelaskan, selama menjalankan program ECHO, pihaknya belajar dari dari yang sedang ditangani dan dari dari pengalaman berbagai negara. Salah satu hal mendasar yang penting bagi keberhasilan intervensi tersebut adalah pemahaman bahwa ECHO merupakan proses pembelajaran terus-menerus, dan didukung oleh manajemen rumah sakit, para ahli, dan dukungan kebijakan pemerintah.

"Oleh sebab itu, kami sangat berharap semua mitra kerja bisa melihat manfaat telementoring ECHO serta bekerja sama sebaik-baiknya, agar pelaksanaannya bisa berdampak terhadap kualitas layanan serta hasil penatalaksanaan kanker di Indonesia," kata dia.

Sejak diluncurkan tujuh bulan lalu, beberapa program telah berhasil dijalankan, di antaranya ECHO kanker payudara, dengan pendekatan diagnosis Multi Disciplinary Team (MDT). ECHO kanker anak (acute leukemia), dengan pendekatan diagnosis MDT. ECHO deteksi dini kanker payudara, sebuah proyek percontohan di Kabupaten Tangerang.

Program 1 dan 2 diikuti oleh 15 rumah sakit spoke dengan jumlah peserta sekitar 60-80 orang setiap sesi. Program 3 merupakan program pelatihan terstruktur yang melibatkan 100 peserta tenaga kesehatan, kader kesehatan, dan awam di 2 Puskesmas dan RSU Kabupaten Tangerang yang juga didukung oleh pemerintah daerah.

Keberlanjutan Telementoring

Pelaksanaan telementoring ECHO memiliki kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati, dan menuntut persiapan matang dari pihak yang mengikuti, agar hasil akhir yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Saat ini, standarisasi metodologi dari sistem tersebut beserta perangkatnya (playbook) tengah dikembangkan guna mendukung penerapan program yang terus terjaga kualitasnya.

"Kolaborasi berkelanjutan dengan Kementerian Kesehatan dan RS Kanker Dharmais untuk program telementoring ECHO ini merupakan perwujudan Roche untuk bermitra dengan para pemangku kepentingan, untuk memperkuat ekosistem kesehatan di Indonesia dengan upaya memperluas akses terhadap pelayanan kesehatan yang inovatif," kata Presiden Direktur PT Roche Indonesia dr. Ait-Allah Mejri.

Dia berharap kerja sama ini akan terus berkembang dan didukung sepenuhnya dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong keberlanjutan telementoring ECHO bagi peningkatan luaran penatalaksanaan kanker di Indonesia.

Director of Corporate and Foundation Relations, Project ECHO®, University of New Mexico Health Sciences Center, Cynthia McKinney, M.A., pembelajaran ECHO yang dilakukan oleh peserta dari lebih dari 50 negara yang menerapkan model telementoring ECHO menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi Project ECHO. Program ini pada akhirnya akan berdampak terhadap keluaran penatalaksanaan penyakit terutama di daerah.

"Tahap awal pelaksanaan telementoring ECHO di Indonesia cukup menggembirakan. Oleh sebab itu kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat didalamnya. Kami berharap adanya konsistensi dukungan dari semua pihak, agar pembelajaran ini benar-benar dapat berdampak terhadap pasien di Indonesia," kata dia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top