Penabulu Shop, Platform Thrifting Untuk Bantu Pengentasan Kemiskinan
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), RI, Budiman Sudjatmiko (tengah) saat jadi pembicara dalam talkshow yang digelar Yayasan Penabulu baru-baru ini.
Foto: istimewaJAKARTA- Yayasan Penabulu memperkenalkan inisiatif baru bernama Penabulu Shop dengan visi menggabungkan gaya hidup berkelanjutan dan upaya sosial. Inisiatif itu menjadi thrift shop berkelanjutan pertama di Indonesia yang memiliki misi sosial pengentasan kemiskinan yang masih dihadapi 25,9 juta rakyat Indonesia.
Dalam acara soft launching di Mula by Galeri Jakarta, Cilandak Town Square (CITOS), Penabulu Shop menekankan pentingnya kontribusi masyarakat dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi komunitas.
Konsep itu terinspirasi oleh kesuksesan lebih dari 600 Oxfam Shop di Inggris yang telah membantu mengentaskan kemiskinan dengan memperkuat komunitas lokal dan mempromosikan keadilan sosial.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), RI, Budiman Sudjatmiko, yang hadir sebagai keynote speaker mengapresiasi platform inovatif belanja barang bekas berkelanjutan pertama yang berfokus pada dampak sosial untuk pengentasan kemiskinan.
Hal itu selaras dengan program Badan Percepatan Taskin yaitu Berdata, Berdana, dan Berdaya, yang memiliki tujuan menurunkan angka kemiskinan dari 9 persen menjadi 5 persen pada 2029.
Penabulu Shop hadir secara online maupun offline, sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat luas yang ingin turut menjadi bagian dari misi sosial. Bagi yang memiliki banyak barang-barang layak pakai di rumah, seperti pakaian, sepatu, perhiasan, dan alat-alat elektronik, namun sudah tidak dipakai lagi, maka dapat mendonasikan barang-barang tersebut ke Penabulu untuk dijual di platform Penabulu Shop.
Seluruh hasil penjualan, akan disalurkan ke program-program pengentasan kemiskinan berdasarkan isu-isu strategis, seperti lingkungan dan perubahan iklim, pemberdayaan desa, kesehatan masyarakat, keadilan transformasi digital, serta kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Direktur Program, Yayasan Penabulu, Esti Nuringdyah mengatakan Penabulu Shop memadukan gaya hidup berkelanjutan dengan misi sosial, menciptakan dampak yang bermakna bagi komunitas dan lingkungan.
Sementara itu, Business Advisor, Yayasan Penabulu Budi Santosa dalam kesempatan itu mengatakan pihaknya membuka pintu untuk kebaikan dan keberlanjutan, mengubah barang-barang kesayangan yang tidak terpakai menjadi awal yang baru dan lebih bernilai.
“Bersama-sama,kita jadikan setiap donasi barang dan pembelian langkah menuju masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang membutuhkan. Selamat datang di Penabulu Shop."
Dengan tren fashion pre-loved yang semakin diminati oleh generasi muda, khususnya Gen Z, Penabulu Shop hadir untuk memberikan pilihan gaya hidup yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berdampak sosial,” kata Budi.
Menurut data dari McKinsey & Company (Agustus 2024), Gen Z menyukai gaya thrifting dan vintage, sejalan dengan panggilan hati mereka terhadap sirkular ekonomi. Thrifting mengalami pertumbuhan signifikan berkat pengaruh gerakan Gen Z untuk keberlanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, survei yang dilakukan Scottish Sun di Inggris yang dirilis bulan ini menyatakan bahwa empat dari sepuluh Gen Z memperkirakan setidaknya 75 persen dari pembelanjaan barang mereka akan berasal dari thrifting dalam tiga tahun mendatang.
Studi terhadap 4000 orang dewasa tersebut menyatakan mereka yang berada di usia 18-27 tahun berniat untuk memangkas pembelian barang baru menjadi 32 persen di dua tahun mendatang, dengan sekitar 31 persen dari barang yang saat ini mereka miliki merupakan preloved.
Hal itu semakin menguatkan komitmen Penabulu Shop, untuk menjadi bagian penting dari solusi keberlanjutan di Indonesia.
Acara peluncuran Penabulu Shop didukung oleh penggiat keberlanjutan, antara lain Suzy Hutomo, CEO The Body Shop, juga figur publik, yaitu musisi Mytha Lestari , pemain film Indah Permata Sari, dan penulis novel Fira Basuki.
Indah Permata Sari dalam kesempatan itu menyatakan manusia Thrifting Penabulu tidak hanya menjadi pilihan belanja ekonomis tetapi juga berkontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan.
“Saya yang sejak lama sudah menikmati thrifting, semakin bersemangat dengan Penabulu Shop karena mengetahui hasil penjualannya untuk kebaikan,” kata Indah.
Sementara itu, Mytha Lestari mengatakan konsep thrifting di program itu, bukan hanya smart shopping tapi juga shopping and caring. “Dengan belanja barang preloved di sini, kita ikut menggunakan ulang barang fesyen (reuse), sekaligus membantu mereka yang kurang beruntung dan berada di garis bawah kemiskinan. Untuk itu, yuk mari kita menjadi bagian dari perubahan, apakah menjadi donatur barang-barang, maupun sebagai pembelinya, bisa juga keduanya. Style on, conscience strong,” kata Mytha.
Melihat tren gaya hidup saat ini, terutama di perkotaan, Digital & Social Media Advisor, Penabulu Shop Jeane Niode menyatakan dengan kekuatan digital dan media sosial, thrifting di Penabulu Shop bukan hanya sekedar tentang gaya hidup berkelanjutan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi mereka yang membutuhkan.
“Data dari Datareportal menyatakan bahwa di Indonesia, pengguna aktif media sosial adalah tertinggi di Youtube sebesar 139 juta, diikuti Facebook 119,9 juta, Tiktok 109,9 juta, dan Instagram 89,15 juta. Jika Penabulu dapat melibatkan target audience-nya di platform ini, tentu akan membawa dampak signifikan bagi performa Penabulu Shop dalam misi sosialnya,” kata Jeane.
Pendekatan itu terbukti sukses di sekitar 600 Oxfam Shop yang berhasil membawa perubahan bagi kaum yang kurang beruntung, sehingga pihaknya percaya bahwa setiap pakaian preloved yang terjual adalah langkah kecil untuk mengurangi limbah dan mendukung pemberdayaan masyarakat, serta pengentasan kemiskinan.
Banyak Ide
Pengamat Tren Komunikasi Berkelanjutan, Elvera N. Makki, menyampaikan, “Tren berbelanja pakaian preloved di negara-negara maju cenderung meningkat di sepanjang 2018-2023, yaitu di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol.
Survei dari Statista Consumer Insights ini dilakukan terhadap 2000-10.000 responden usia 18-64 tahun, dimana peningkatan tertinggi terjadi di Inggris sebesar 8 persen.Tak heran, Oxfam Shop di sana pun berhasil baik.”
Lebih lanjut Elvera mengatakan untuk mendorong masyarakat menyukai thrifting, banyak ide dan inisiatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup berbasis ramah lingkungan.
Esensinya, setiap barang-barang yang kita miliki memiliki cerita dan memori khusus. Dengan thrift shop, cerita itu dapat berlanjut, karena tidak berhenti saat terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dimana dibutuhkan hingga 200 tahun untuk menguraitekstil di TPA.
Dengan thrifting di Penabulu Shop, tidak hanya mengurangi limbah, memelihara bumi, dan membuka peluang ekonomi baru, namun kita juga menjadi bagian dari pengentasan kemiskinan di Indonesia.
“Dengan mendukung gaya hidup berkelanjutan, kita bersama-sama menciptakan perubahan nyata untuk masyakarat yang lebih baik, bahkan di Penabulu Shop, komitmen kami adalah untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Mari teruskan cerita keberlanjutan, karena dengan kekuatan bernarasi, itikad baik ini dapat terus dikembangkan” tutupnya.
Berita Trending
- 1 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 2 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 3 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 4 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi
- 5 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
Berita Terkini
- BPJS Ketenagakerjaan Tandai Satu Dekade Transformasi dengan Capaian Positif di HUT ke-47
- Pertamina Raih Predikat Informatif Badan Publik BUMN 2024 dari Komisi Informasi Pusat
- PLN UID Jakarta Raya Sabet 2 Penghargaan Kompetisi Inovasi Tingkat Nasional TKMPN XXVIII Tahun 2024
- Penabulu Shop, Platform Thrifting Untuk Bantu Pengentasan Kemiskinan
- Kendala Cuaca Menyebabkan Kenaikan Harga Ikan