![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pemprov Lampung Lakukan Efisiensi Anggaran hingga Rp600 Miliar dari APBD 2025.
Pelaksanaan rapat terkait efisiensi anggaran belanja di Provinsi Lampung.
Foto: ANTARABANDAR LAMPUNG– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melakukan efisiensi anggaran di lingkungan pemerintah daerah tersebut hingga 600 miliar rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
"Terkait pelaksanaan efisiensi anggaran yang tertera dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025, ada sejumlah hal yang terkait belanja dan harus dilakukan efisiensi," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy, di Bandar Lampung, Selasa(11/2).
Dia mengatakan beberapa belanja yang harus dilakukan efisiensi, yaitu penggunaan alat tulis kantor yang ditargetkan berkurang hingga 80 persen.
"Kemudian ada penghematan dari sisi belanja makanan dan minuman.Rapat yang sebelumnya di hotel, intensitasnya dikurangi kecuali dalam kondisi yang sangat penting, selebihnya menggunakan ruang dan gedung yang ada di sini," katanya.
Dia menjelaskan total jumlah efisiensi tersebut mencapai 600 miliarrupiah, dan pelaksanaan efisiensi juga dilakukan untuk kegiatan sosialisasi oleh organisasi perangkat daerah dengan tingkat urgensi yang kurang penting.
"Kemudian, ada juga pengurangan belanja untuk perjalanan dinas mencapai 60 persen. Lalu untuk pemeliharaan kantor, kemudian pemeliharaan alat-alat serta sewa gedung dikurangi," ucap dia.
Menurut dia, pelaksanaan efisiensi tersebut dilakukan merata kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.
"Ini berlaku adil untuk semua OPD dan ini dilakukan untuk kegiatan yang bukan prioritas, sedangkan untuk kegiatan yang jadi prioritas akan tetap dilaksanakan," tambahnya.
Dia mengatakan adanya efisiensi belanja juga akan berpengaruh kepada mekanisme pembayaran pihak ketiga yang mengharuskan melaksanakan tunda bayar.
"Untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari belum ada kebijakan WFH, tapi memang penggunaan lampu dan pendingin ruangan dikurangi," ujar dia.
Untuk pekerja honorer tetap akan mendapatkan hak pembayaran gaji.
"Sebagian besar honorer sudah diangkat jadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan masih menunggu surat keputusan turun. Akan tetapi, gaji akan tetap dibayarkan diambil dari porsi belanja barang dan jasa, bukan dari belanja pegawai, sampai mereka menerima surat keputusan," tambahnya.
Berdasarkan Penyampaian Rancangan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Tahun 2025 di Ruang Sidang DPRD Provinsi Lampung, akhir 2024 Pendapatan Daerah setempat diproyeksikan mencapai 6,819 triliunrupiah,dedangkan belanja daerah direncanakan 6,844 triliunrupiah.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia
Berita Terkini
-
Tangerang Pangkas Perjalanan Dinas 50 Persen
-
Pemkot Sesuaikan Materi Pelajaran dengan Perkembangan Zaman
-
Raker soal Jaminan Kesehatan Nasional
-
Otorita IKN: Wisata Edukasi Keragaman Satwa Akan Dibangun di Penajam dan Kukar, Kaltim
-
Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur