Pemkot Tangerang Klaim Gas Cukup, Warga Tetap Kesulitan
Warga mengantri membeli LPG 3 kilogram di SPBU Tangerang, Senin (3/2). Antrian terjadi karena warung yang sebelumnya menjual, sudah tidak ada stok lagi.
Foto: ANTARA/IrfanTANGERANG – Semua sudah berjalan damai, tiba-tiba dibuat keputusan baru hingga elpiji 3 kilogram “menghilang.” Meski Pemerintah Kota Tangerang mengeklaim ketersediaan elpiji 3 kilogram mencukupi, warga tetap kesulitan mendapatkannya. Di mana salahnya? Siapa yang harus disalahkan?
“Stok tabung gas sangat mencukupi. Warga tidak perlu panik. Hanya, memang ada perubahan lokasi pembelian dari pengecer atau warung ke pangkalan maupun agen,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM), Suli Rosadi, di Tangerang Senin.
Suli menuturkan, antrean kemarin di sejumlah wilayah karena lokasi pembelian berpindah dari pengecer ke pangkalan. Ini menyebabkan kerumunan di berbagai pangkalan. Jarak yang jauh dari rumah, menyusahkan warga. Selain itu, warga harus antre alam, hanya untuk satu galon.
- Baca Juga: KLH Segera Revitalisasi Danau Lido
- Baca Juga: Kini ke SPBU Tak Cuma Antre Bensin, tapi Juga Elpiji
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespons Peraturan Presiden (Perpres) No 38 Tahun 2019, adanya pembatasan yang tidak boleh lagi diperjualbelikan di pengecer. Elpiji 3 kilogram hanya dijual pangkalan-pangkalan dengan harga masyarakat atau HET 19.000.
Aturan tersebut, lanjut Suli, harga jual LPG 3 kilogram menjadi lebih murah dan konsep subsidi oleh Pemerintah dapat terpenuhi. Berbeda dari sebelumnya ketika dijual di tingkat pengecer, harganya menjadi lebih mahal.
Namun, rakyat harus buang waktu karena mesti antre dan berjalan jauh dari rumah. Itu pun tak langsung dapat gas, karena harus antre dulu.
Suli juga mengimbau masyarakat tidak terpengaruh isu yang berkembang kekurangan stok, sehingga warga berburu ke pangkalan atau agen. Pemerintah telah mendata dan menghitung untuk memastikan ketersediaan stok.
“Masyarakat tidak perlu panik dengan kondisi ini karena stok aman dan normal. Ketersediaan gas elpiji 3 kg ada di seluruh agen atau pangkalan Kota Tangerang,” ujarnya.
Soleh, seorang pedagang warung makan menuturkan, berhasil membeli elpiji 3 kilogram di pangkalan di pom bensin.
Dia mengeluh karena antreannya sangat panjang, membuang waktu, dan energi. Hanya mau beli elpiji harus seperti ini. Dia mengakui harganya 19.000 dengan syarat menunjukkan KTP kepada petugas. “Antreannya sangat panjang karena hanya ada satu lokasi yang dekat rumah,” ungkap Soleh.
Disperindagkop dan UKM Kota Tangerang menyebutkan terdapat 52 agen dan 1.100 pangkalan tersebar di 13 wilayah kecamatan yang menjual elpiji 3 kilogram dengan harga 19.000.
Menurut Suli Rosadi, setiap agen memiliki stok 40.000-50.000 tabung gas. Sedangkan untuk pangkalan, ketersediaannya mencapai 3.000 tabung.
“Masyarakat Kota Tangerang silakan membeli gas di pangkalan dengan membawa KTP dan KK sebagai syarat,” jelas Suli. Sementara itu, pangkalan 13 wilayah ada di Kecamatan Batuceper 51 lokasi, Kecamatan Benda 44 lokasi, Kecamatan Cibodas 86 titik, Kecamatan Ciledug 90 lokasi, dan Kecamatan Cipondoh 134 lokasi.
Lalu di Jatiuwung 55 lokasi, Karang Tengah 60 lokasi, Karawaci 107 lokasi, Larangan 63 lokasi, Periuk 78 lokasi, Neglasari 78 lokasi, Pinang 146 lokasi dan Tangerang 108 lokasi. Terkait lokasi dan nomor telepon pangkalan dapat diakses di laman bit.ly/daftarpangkalanlpg-kotatangerang atau bisa website https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg.
Nanti, pilih tanda panah di kolom lokasi pangkalan terdekat, cari lokasi pangkalan terdekat dari lokasi yang muncul. Sebelumnya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, menyampaikan bahwa mulai 1 Februari, pengecer gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram wajib mendaftarkan diri untuk menjadi penjual. wid/Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 3 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS