Pemimpin Junta akan Kunjungi Tiongkok
Min Aung Hlaing
Foto: AFP/TASS/SERGEI BOBYLYOVBEIJING - Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing, akan melakukan perjalanan ke sekutu utamanya, Tiongkok, pekan ini, kata kedua negara pada Senin (4/11). Kunjungan ini merupakan perjalanan ke Tiongkok pertamanya yang diketahui sejak merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021.
Tiongkok adalah sekutu utama dan pemasok senjata junta, dan para analis mengatakan Beijing juga memelihara hubungan dengan kelompok etnis bersenjata Myanmar yang menguasai wilayah di sepanjang perbatasannya. Beberapa kelompok tersebut telah merebut wilayah dari junta di Negara Bagian Shan utara, mengganggu lalu lintas di sepanjang jalan raya perdagangan penting menuju Tiongkok.
Min Aung Hlaing akan melakukan perjalanan ke Kota Kunming di barat daya pada Rabu (6/11) untuk menghadiri pertemuan puncak dua hari Subkawasan Mekong Raya (GMS), kelompok yang mencakup Tiongkok, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja.
Sebuah pernyataan dari junta Myanmar pada Senin mengatakan Min Aung Hlaing akan bertemu dan berdiskusi dengan pejabat pemerintah Republik Rakyat Tiongkok mengenai persahabatan antara pemerintah dan rakyat kedua negara, untuk mengembangkan dan memperkuat kerja sama ekonomi dan multi-sektoral.
Perjalanan tersebut dilakukan saat militer Myanmar berjuang untuk meredakan perlawanan bersenjata dari berbagai kelompok bersenjata etnis minoritas dan Pasukan Pertahanan Rakyat yang bangkit untuk menentang perebutan kekuasaan.
Tiongkok juga mengkonfirmasi bahwa pemimpin Myanmar akan menghadiri pertemuan puncak tersebut.
“Dengan latar belakang pemulihan global yang melemah dan turbulensi geopolitik, kebutuhan untuk memperkuat persatuan dan kerja sama, serta berfokus pada pembangunan dan kesejahteraan, menjadi semakin menonjol,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning. dalam jumpa pers rutin di Beijing
“Pihak Tiongkok berharap untuk mengadakan komunikasi yang mendalam dengan semua pihak (dan) mempromosikan interkonektivitas, perdagangan, dan investasi regional,” imbuh dia.
Hubungan Bilateral
Hubungan antara Beijing dan Naypyidaw telah diuji atas kegagalan junta dalam menindak tegas tempat-tempat penipuan daring di daerah perbatasan Myanmar yang menyasar warga negara Tiongkok.
Kompleks itu dikelola oleh warga negara Tiongkok dan negara lain yang sering diperdagangkan dan dipaksa bekerja menipu rekan senegaranya dalam sebuah industri yang menurut para analis bernilai miliaran.
Para analis menduga Beijing kemudian memberikan persetujuan diam-diam terhadap serangan oleh aliansi kelompok pemberontak etnis di seluruh Negara Bagian Shan, yang menurut aliansi tersebut dilancarkan sebagian untuk membasmi kompleks penipuan tersebut.
Sebelumnya Min Aung Hlaing telah mengunjungi Russia yang merupakan negara pendukung utama dan pemasok pertahanan lainnya, beberapa kali sejak kudeta, termasuk pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin pada tahun 2022.
Pada Agustus lalu, menteri luar negeri Tiongkok mengatakan Beijing mendukung rencana junta untuk menyelenggarakan pemilihan umum baru dan mengembalikan negara yang dilanda konflik itu ke transisi demokrasi. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Stok BBM Nataru Aman, Pertamina Siapkan Layanan 24 Jam di 242 SPBU Jalur Tol dan Wisata
- 2 Apakah Ini Tanda Pilkada DKI Satu Putaran Saja, Pramono-Rano Menang Dalam Rekapitulasi Suara Tingkat Kota/Kabupaten
- 3 Wamenag: Presiden Prabowo Minta Biaya Haji 2025 Tetap Rasional dan Efisien
- 4 Ini Daftar Pemenang AMI Awards 2024, Salma Salsabil dan Sal Priadi Jadi Artis Solo Terbaik
- 5 Tersajinya "Derby" Jatim Persebaya vs Arema di Liga 1 Indonesia