Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemilih Muda 2024, Ini yang Dibutuhkan Kaum Muda Menurut Survei

Foto : The Conversation/Shutterstock/Alfawardana

Pemilih muda memasukkan kertas suara.

A   A   A   Pengaturan Font

Berita buruknya, media sosial juga kerap disalahgunakan untuk menyebarkan disinformasi politik dan hoaks.

Pada Pemilu 2019, Bawaslu mencatat terdapat 486 kasus dugaan pelanggaran kampanye di media sosial, termasuk dalam bentuk penyebaran hoaks.



Sementara itu Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) telah mendeteksi adanya tren kenaikan jumlah disinformasi politik terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 sejak awal 2023. Sepanjang triwulan pertama 2023, Mafindo menemukan sekitar 664 kasus hoaks di media sosial, terutama YouTube, Facebook, dan Tiktok. Ini lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama 2022 yang sebanyak 534.

Konten hoaksnya sebagian besar adalah informasi palsu yang mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu. Ada pula yang menjatuhkan figur-figur bakal capres dan menyerang partai-partai politik pendukungnya.

Berita baiknya, sebenarnya jika dibandingkan dengan pemilih senior (usia 40 tahun ke atas), kaum muda cenderung lebih aware dengan aktivitas konfirmasi dan klarifikasi, termasuk mengecek fakta, terhadap berita-berita yang tersebar baik di media sosial maupun di media mainstream. Pemilih senior biasanya lebih "baper" alias lebih mudah terpengaruh oleh berita-berita politik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top