Pemerintah Mempercepat Pelaksanaan JETP
- transisi energi
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah mempercepat pelaksanaan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) melalui berbagai strategi.

Ket. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3).
Doc: ANTARA/Bayu Saputra
“Targetnya adalah untuk mendukung transisi energi di Indonesia menuju net zero emission di 2060 atau lebih cepat,” ujar Airlangga di Jakarta, Senin (24/3).
Seperti dikutip dari Antara, adapun strategi yang dilakukan yakni Kemenko Perekonomian akan melakukan revisi The Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) agar lebih selaras dengan kondisi ekonomi, regulasi, dan kesiapan infrastruktur nasional.
Kemudian, mempercepat pencairan dan optimalisasi skema pendanaan dan membangun sistem pemantauan dan evaluasi berbasis digital yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan.
Selain itu, pemerintah bakal meningkatkan koordinasi dan evaluasi berkala.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH) berdasarkan Keputusan Menko Perekonomian No. 141/2025.
Anda mungkin tertarik:
“Satgas ini memiliki empat kelompok kerja yang berfokus pada energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembangan sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia,” katanya.
Pengurangan Emisi
Lebih lanjut, pasca AS menarik diri dari JETP, saat ini kepemimpinan diserahkan kepada Jerman dan Jepang, dengan anggota yang terdiri dari Denmark, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa.
Negara-negara ini tergabung dalam International Partners Group (IPG) untuk membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri dan hingga 43 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Sebagai bagian dari implementasi JETP, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan total komitmen sebesar 1,1 miliar dollar AS.
Sembilan proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, 45 proyek lainnya menerima hibah senilai 233 juta dollar AS.