Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Pemerintah AS Tidak Akan Menyelamatkan Silicon Valley Bank

Foto : Istimewa

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mencoba untuk meyakinkan orang Amerika bahwa tidak akan ada efek domino atas kebangkrutan runtuhnya Silicon Valley Bank.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, pada Minggu (12/3) mengatakan pemerintah federal tidak akan menyelamatkan Silicon Valley Bank (SVB), namun akan tetap bekerja untuk membantu para deposan yang mengkhawatirkan dana mereka.

Dilansir oleh Fortune, Korporasi Penjamin Simpanan Federal (Federal Deposit Insurance Corporation/FDIC) mengasuransikan simpanan hingga 250 ribu dollar AS, tetapi banyak perusahaan dan nasabah kaya yang menggunakan bank tujuan startup teknologi dan modal ventura itu, memiliki lebih dari jumlah tersebut di rekening mereka.

Ada kekhawatiran bahwa sejumlah pekerja di AS tidak akan menerima gaji mereka.

Yellen, dalam sebuah wawancara dengan CBS "Face the Nation," memberikan sedikit detail tentang langkah pemerintah selanjutnya. Namun dia menekankan bahwa situasinya jauh berbeda dari krisis keuangan hampir 15 tahun yang lalu, yang mendorong pemerintah mem-bailout bank untuk melindungi industri. "Kami tidak akan melakukannya lagi," katanya.

"Tapi kami khawatir tentang deposan, dan kami fokus untuk memenuhi kebutuhan mereka," ungkapnya.

Dengan Wall Street terguncang, Yellen mencoba meyakinkan orang Amerika bahwa tidak akan ada efek domino setelah keruntuhan Silicon Valley Bank.

"Sistem perbankan Amerika benar-benar aman dan dikapitalisasi dengan baik. Ini tangguh," katanya.

SVB adalah bank terbesar ke-16 di AS. Penutupan SVB menandai kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS setelah runtuhnya Washington Mutual pada tahun 2008. Bank tersebut melayani sebagian besar pekerja teknologi dan perusahaan yang didukung modal ventura, termasuk beberapa merek industri yang paling terkenal.

SVB mulai mengalami kebangkrutan ketika nasabah yang sebagian besar perusahaan teknologi membutuhkan uang tunai karena mereka berjuang untuk mendapatkan pembiayaan, dan menarik simpanan mereka. Bank harus menjual obligasi dengan kerugian untuk menutupi penarikan, yang menyebabkan kegagalan terbesar lembaga keuangan AS sejak puncak krisis keuangan.

Yellen menggambarkan kenaikan suku bunga, yang telah dinaikkan oleh Federal Reserve untuk memerangi inflasi, sebagai masalah utama Silicon Valley Bank. Banyak asetnya, seperti obligasi atau sekuritas yang didukung hipotek, kehilangan nilai pasar karena kenaikan suku bunga.

"Masalah dengan sektor teknologi bukanlah inti dari masalah di bank ini," katanya.

Yellen mengharapkan regulator untuk mempertimbangkan "berbagai pilihan yang tersedia", termasuk akuisisi SVB oleh lembaga lain. Namun, sejauh ini, belum ada pembeli yang muncul.

Regulator menyita aset bank pada Jumat. Deposito yang diasuransikan oleh pemerintah federal seharusnya tersedia pada Senin pagi.

"Saya telah bekerja sepanjang akhir pekan dengan regulator perbankan kami untuk merancang kebijakan yang tepat guna mengatasi situasi ini. Saya tidak bisa memberikan detail lebih lanjut saat ini," kata Yellen.

Sementara itu, Presiden Joe Biden dan Gubernur California, Gavin Newsom, pada Sabtu berbicara tentang "upaya untuk mengatasi situasi", meskipun Gedung Putih tidak memberikan rincian tambahan tentang langkah selanjutnya.

"Tujuannya untuk menstabilkan situasi secepat mungkin, untuk melindungi pekerjaan, mata pencaharian masyarakat, dan seluruh ekosistem inovasi yang telah berfungsi sebagai tiang tenda bagi perekonomian kita," kata Newsom.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top