![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pemberdayaan Petani Modal Perkuat Ketahanan Pangan di Kawasan
Foto: Sumber: Global Food Security Index 2022 - KJ/ONES» Asean memiliki pasar yang besar yakni dengan jumlah penduduk lebih dari 650 juta jiwa.
» Asean harus menjadi wilayah yang maju bersama di tengah tekanan geopolitik dunia.
JAKARTA - Asean Business Advisory Council (Asean-BAC) 2023 mendukung penguatan ketahanan pangan melalui pemberdayaan petani dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ketua Asean-BAC, Arsjad Rasjid, di sela-sela acara Asean Business and Investment Summit 2023 di Jakarta, Senin (4/9), mengatakan program yang akan diterapkan untuk pemberdayaan adalah Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Products. Dalam program tersebut, perusahaan besar membantu petani dengan menjadi mentor.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu menjelaskan kalau proyek warisan tersebut menempatkan petani kecil sebagai pusat ekosistem multi-pemangku kepentingan yang dipimpin oleh sektor swasta.
Pemberdayaan kelompok-kelompok marginal, termasuk UMKM, petani, dan komunitas nelayan itu bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan secara berkelanjutan. Mereka membantu membuka akses terhadap keuangan, pengetahuan, teknologi, dan pasar sehingga menghasilkan industri pangan berbasis petani dan pengembangan UMKM yang sukses.
Selain mendapatkan mentoring dan bimbingan dari perusahaan besar untuk meningkatkan produktivitasnya, petani juga diberikan akses terhadap pasar untuk memastikan produk pertanian mereka terjual dengan baik.
Petani pun perlu mendapat dukungan pendanaan dari lembaga keuangan untuk bisa mengembangkan usaha pertanian mereka secara lebih baik, dan pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani.
"Memajukan pertanian lewat pemberdayaan petani akan menjadi salah satu modal untuk mendukung ketahanan pangan di kawasan," kata Arsjad.
Apalagi Asean memiliki pasar yang besar yakni dengan jumlah penduduk lebih dari 650 juta jiwa, sehingga diharapkan hasil produk pertanian kawasan dapat terserap sepenuhnya di pasar Asean.
Kawasan dengan populasi yang produktif dan kreatif serta kekuatan komoditas kawasan dalam rantai pasok global itu bisa dioptimalkan melalui satu kerangka Asean incorporated.
Asean incorporated akan menyatukan sektor publik dan swasta untuk bersama-sama membangun Asean sebagai motor utama ekonomi dunia.
Sudah Berlangsung Lama
Guru Besar Agribisnis dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Masyhuri, mengatakan program kemitraan bisnis besar dengan petani kecil dan UMKM, sudah berlangsung lama di Indonesia dan terbukti meningkatkan produktivitas petani dan UMKM.
Di level petani selama ini mengenal inti plasma, sementara di UMKM masih sebatas konsinyasi produk UMKM di retail-retail besar atau UMKM maklon produk brand besar. "Masalah yang sering terjadi adalah yang besar masih mengalahkan yang kecil. Di petani kecil misalnya yang inti plasma itu keberlanjutannya kadang kurang. Sementara konsinyasi UMKM seringnya retail besar itu bayarnya terlambat jadi seperti UMKM mensubsidi bisnis besar," terang Masyhuri.
Dia pun mendorong forum Asean untuk ketahanan pangan seharusnya mendorong kerja sama antarnegara Asean untuk saling membantu meningkatkan produktivitas pangan di Asean. Thailand dan Vietnam tidak boleh menutup ekspornya untuk negara-negara Asean. Kemajuan pertanian di sana seharusnya ditransformasikan di negara lain di kawasan. "Asean harus menjadi wilayah yang maju bersama di tengah tekanan geopolitik dunia," kata Masyhuri.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Awan Santosa, menilai kerja sama petani dengan perusahaan besar itu penting untuk meningkatkan daya saing produsen pangan. Namun, dia menekankan agar kerja sama harus saling menguntungkan, tidak hanya perusahaan besar saja.
"Perusahaan besar dapat membantu dan bermitra dengan petani dalam konteks edukasi, adopsi teknologi tepat guna, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian," kata Awan.
Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Qomarunnajmi, mengatakan ide tersebut sangat baik dan jika terwujud bisa memperbaiki sistem pangan, baik dalam proses produksi, distribusi maupun konsumsi.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 4 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 5 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
Berita Terkini
-
Pemerintah Luncurkan Program Cek Kesehatan Gratis Senilai Rp3 Triliun
-
Urgensi Penggunaan Kendaraan Listrik, Salah Satunya Kurangi Kebergantungan Impor BBM
-
Optimalisasi Layanan Pelayanan, Kemenhub Perkuat Sinergi dengan BUMN
-
MA Akui Pelayanan Pengadilan Ikut Terdampak Efisiensi Anggaran 2025
-
Kontra Iran di Piala Asia U-20, Dony Tri: Timnas Indonesia Harus Fokus, Kerja Keras, dan Disiplin