Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Pembatik Cilik Memantik Masyarakat Melestarikan Batik

Foto : istimewa

Anggita Nur Khasanah, Siswi di SDN Tengklik, DIY bergabung dalam komunitas Pembatik Cilik, komunitas yang diinisiasi Yayasan Pendidikan Astra - Michael D. Ruslim (YPA-MDR).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggita Nur Khasanah tampak lihai membatik. Tak ada keraguan ketika jemari siswi di SDN Tengklik Daerah Istimewa Yogyakarta ini menggerakkan canting untuk membuat motif batik di atas kain.

"Saya belajar membatik sejak kelas 1 SD," ujar Anggita, dalam Virtual Tour Komunitas Pembatik Cilik, beberapa waktu lalu.

Anggita, salah satu dari siswa lintas sekolah binaan yang tergabung dalam komunitas Pembatik Cilik. Komunitas tersebut diinisiasi oleh Yayasan Pendidikan Astra - Michael D. Ruslim (YPA-MDR).

Anggita mengikuti program ini karena suka menggambar. Dalam prosesnya, dia mendapat pelatihan mencanting, mewarnai, dan proses membatik lainnya.

"Saya mengikuti program pembatik cilik ini karena suka menggambar. Saya bisa menggambar sesuka hati saya," jelasnya.

Salah satu motif batik yang pernah dibuat Anggita yaitu motif buah srikaya. Ide motif tersebut muncul sebab dia sering menemukan buah srikaya di dekat rumahnya.

"Batik tulis membuatnya 3 bulan menggunakan canting. Semoga teman-teman saya menyukai karya batik yang saya buat," tandasnya.

Komunitas Pembatik Cilik

Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo, menerangkan, sejak 2007-2008 pihaknya telah melakukan pembinaan pilar kecakapan hidup membatik untuk guru-guru dan siswa-siswi di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dan Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Tujuannya menciptakan keberlangsungan kecakapan hidup serta pelestarian budaya batik di lingkup daerah dan menjadi wadah menyalurkan minat siswa dalam membatik.

"Harapannya, siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga dapat terus mengasah kecakapan hidup serta kepercayaan diri yang dapat menjadi bekal bermanfaat untuk masa depan mereka dan warga sekitarnya," katanya.

Dia berharap, komunitas Pembatik Cilik dapat menginspirasi warga sekitar dan mengangkat kepariwisataan dalam bentuk eduwisata kearifan lokal yang patut dilestarikan. Hingga saat ini, sudah ada 97 karya kain batik tulis yang dapat diminati baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

"Hasil batik siswa-siswi ini siap bersaing di industri mode Indonesia dan Internasional," terangnya.

Herawati menyebut, untuk menjaga keberlanjutan program oleh masyarakat secara mandiri, pihaknya membuat Destinasi Eduwisata Pembatik Cilik. Sehingga guru sekolah binaan, perangkat desa, karang taruna, pokdarwis, serta para pengrajin lokal bisa berkolaborasi membentuk Tim Local Champion.

"Ini bertujuan untuk menciptakan program yang berdampak dan berkelanjutan. Tim inilah yang akan mengembangkan program ini menjadi program wisata edukasi batik, yaitu Destinasi Eduwisata Pembatik Cilik." ucapnya.

Guru Pendamping Komunitas Pembatik Cilik, Endriyani, mengungkapkan, setelah mengikuti komunitas Pembatik Cilik yang diselenggarakan YPA-MDR, kualitas pembatik anak-anak bisa meningkat. Terlihat dari hasil karya, pewarnaan, dan filosofi motif batik yang mereka buat.

"Dengan program anak-anak mencintai batik otomatis akan melestarikan batik sebagai budaya bangsa Indonesia," sebutnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top