Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Laporan PBB

Pembangunan Manusia Global Mundur 5 Tahun karena Pandemi Covid-19

Foto : UNDP/ SUMAYA AGHA

Ketua UNDP, Achim Steiner

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis (8/9) menyatakan pandemi Covid-19 merupakan satu dari serangkaian krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang berdampak pada mundurnya pembangunan manusia lima tahun serta memicu gelombang ketidakpastian global.

Program Pembangunan PBB (UNDP) mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya sejak diinisiasi lebih dari 30 tahun yang lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dengan indikatornya seperti ukuran harapan hidup, tingkat pendidikan, dan standar hidup negara telah menurun selama dua tahun berturut-turut, pada 2020 dan 2021.

"Itu berarti kami meninggal lebih awal, kami kurang berpendidikan, pendapatan kami turun," kata Ketua UNDP, Achim Steiner, kepada AFP dalam sebuah wawancara.

"Hanya di bawah tiga parameter, Anda bisa merasakan mengapa begitu banyak orang mulai merasa putus asa, frustrasi, khawatir tentang masa depan," katanya.

Menurut laporan itu, IPM terus meningkat selama beberapa dekade, tetapi mulai merosot pada 2020 dan terus turun pada 2021, menghapus pencapaian lima tahun sebelumnya.

Laporan bertajuk Waktu yang Tidak Pasti, Kehidupan yang Tidak Menentu, itu menunjuk pada pandemi Covid-19 sebagai pendorong utama pembalikan global, tetapi juga mengatakan bahwa sejumlah krisis politik, keuangan, dan iklim, tidak memberikan waktu populasi untuk pulih. "Kita pernah mengalami bencana sebelumnya. Kita pernah mengalami konflik sebelumnya. Tetapi, pertemuan dari apa yang kami hadapi saat ini merupakan kemunduran besar bagi pembangunan manusia," kata Steiner.

Menurut penelitian tersebut, kemunduran itu mendunia karena berdampak pada lebih dari 90 persen negara yang ada. Swiss, Norwegia, dan Islandia semuanya mempertahankan tempat mereka di bagian atas daftar, sementara Sudan Selatan, Chad, dan Niger duduk di bagian bawah. Singapura berada di peringkat ke-12 dalam daftar 191 negara.

Prospek Suram

Sementara itu, beberapa negara mulai pulih dari pandemi, banyak negara lain di Amerika Latin, Afrika sub- Sahara, Asia Selatan, dan Karibia belum berbalik arah sebelum krisis baru melanda yaitu perang di Ukraina.

Invasi Russia ke Ukraina telah berdampak pada ketahanan pangan dan energi yang belum dihitung ke dalam indeks tahun ini. "Tanpa diragukan lagi, prospek 2022 suram," kata Steiner.

Kontributor besar penurunan Indeks Pembangunan Manusia baru-baru ini adalah penurunan harapan hidup secara global, turun dari 73 tahun pada 2019 menjadi 71,4 tahun pada 2021.

Penulis utama laporan tersebut, Pedro Conceicao, menggambarkan penurunan tersebut sebagai "kejutan yang belum pernah terjadi sebelumnya", karena beberapa maju termasuk Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan dua tahun atau lebih.

Laporan itu juga menjelaskan bagaimana kekuatan transformasional, seperti perubahan iklim, globalisasi, dan polarisasi politik menghadirkan umat manusia dengan tingkat ketidakpastian yang kompleks "tidak pernah terlihat dalam sejarah manusia", yang mengarah pada meningkatnya perasaan tidak aman.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top