Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 14 Des 2019, 01:00 WIB

Peduli Problem Sosial di Masyarakat

Foto: dok: Bright Up

Dalam setiap melakukan kegiatan, Bright Up selalu melakukan riset tentang tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Darah muda yang tengah menggelora menjadi energi untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan. Bright Up, komunitas yang mengempowering generasi muda berupaya membantu menyelesaikan masalah sosial. Beberapa waktu lalu, penyebaran informasi melalui media sosial sempat marak.

Terlebih semasa pemilihan presiden kemarin, banyak pesan masuk ke berbagai media sosial. Persoalannya tidak semua pesan yang tersebar merupakan berita benar. Sementara melalui jari-jarinya, masyarakat telah terlanjur mengirimkan pesan sejumlah nomor maupun akun media sosial.

Respons negatifpun bermunculan saat pesan yang tersebar sekedar hoaks atau berita yang tidak benar. Penyebaran hoaks merupakan salah satu persoalan yang terjadi di masyarakat. Masyarakat akhirnya dibuat sedikit resah dengan hoaks yang sempat ramai. Alih-alih mendapatkan kabar teranyar, ternyata kabar yang beredar tidak dapat dipertanggung jawabkan. Berbagai persoalan di masyarakat menjadi perhatian sejumlah pihak tak terkecuali para anak muda.

Mereka membahas bahkan menggulirkan solusi untuk mencari penyelesaiannya. Dengan kapasitas yang dimilikinya, para anak muda berupaya berpartisipasi menyumbangkan ide, pemikiran bahkan tenaga. Keinginan anak muda untuk terlibat dalam masyarakat semakin menunjukkan efek posistifnya saat mereka memberdayakan diri bersama-sama.

"Aku lihat teman-teman yang berjiwa muda mau joint melakukan hal yang positif, pingin mengembangkan diri, pingin bersosialisasi dengan teman-teman," ujar Imam Suryanto, Founder dan CEO Bright Up yang ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Untuk membantu mengatasi masalah di masyarakat, semangat saja tidak cukup.

Mereka perlu bekal wawasan yang selalu up date untuk terjun ke masyarakat. Bright Up menjadi komunitas untuk mengempowering anak muda supaya mereka lebih berdaya. Tujuannya, agar anak muda dapat berpartisipasi memberikan solusi atas permasalahn-permasalahn yang terjadi di masyarakat.

Perlindungan data pribadi di dunia digital menjadi salah satu pokok bahasannya. Upaya tersebut dilakukan dengan menggelar Bright Talk dengan mengundang pembicara yang sesuai bidangnya. Masalah tersebut dipandang penting lantaran masyarakat semakin terbiasanya dengan teknologi namun kurang peduli terhadap perlindungan data pribadi.

Kegiatan lain yang pernah dilakukan talk show terkait dengan karir untuk para fresh graduate. Dalam setiap melakukan kegiatan, Bright Up selalu melakukan riset tentang tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat. Survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada sejumlah responden. Hasil survei akan diolah kembali sebagai bahan untuk membuat kegiatan. Untuk bergabung di komunitas, Imam memberikan persyarat yang cukup ketat.

Lantaran, para peserta yang ingin bergabung merupakan peserta yang memiliki keinginan dalam dirinya untuk berkembang. Dia akan melakukan depth interview untuk anak muda yang ingin bergabung. "Aku lebih menuntut yang memiliki panggilan jiwa," ujar dia tentang peserta yang kebanyakan berusia sekitar 20-an ini.

Bright Up menjadi komunitas untuk mengempowering anak muda supaya mereka lebih berdaya.Upaya tersebut dilakukan supaya anggota memiliki komitmen terhadap setiap kegiatan komunitas. Untuk memberikan empowering pada peserta, Imam yang juga bekerja sebagai Humas di Kementerian Perdagangan ini memberikan pelatihan dalam model perkelasan dan membaginya dalam batch. Hingga saat ini, komunitas yang berdiri pada Februari 2019 masih memiliki bacth 1.

Adapun pertemuan kelas yang dilakukan seminggu sekali selama tiga bulan ini menjadi pertukaran informasi. Dari peserta diwajibkan untuk membawa informasi yang tengah up date di masyarakat.

Sedangkan, Imam sebagai pendiri komunitas yang kerap berkolaborsi dengan komunitas lain akan memberikan materi dalam komunitas. Materi-materi yang diberikan seperti public speaking, penulisan dan lain sebagai. Komunitas yang mengempowering anak muda berupaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Wajib, Menggunakan Medsos Secara Bijak

Tidak mempercayai hoaks merupakan salah satu cara bijak menggunakan media sosial (Mesos). Banyaknya berita yang tersebar di media sosial menuntut penggunanya untuk pandai memilih informasi. Mudahnya mendapatkan informasi melalui media sosial bukan berarti lantas mempercayai mentah-mentah berita yang dibaca. Anita Putri Irbawantie, 21, PR Manager Bright Up mengatakan dirinya memilih untuk melakukan pengecekan ke beberapa sumber berita untuk memperoleh kebenaran.

"Nggak langsung percaya, kita kan juga punya wawasan. Ini bener nggak? Kita cari dulu di laman lainnya," ujar dia untuk mengecek kabar yang tengah beredar. Anita tidak memungkiri bahwa media sosial memungkinkan masyarakat memperoleh berita tanpa melalui kanal berita mainstream.

Media sosial sebagai layanan media memudahkan untuk menyebarkan berbagai informasi. Namun kemudahan penyebaran bukan berarti informasi langsung diserap tanpa mempertimbangkan kebenarannya, apalagi membagikannya. Sebagai masyarakat yang hidup di jaman serba teknologi, Anita pun tergiur menggunakan perangkat tersebut untuk menyebarkan informasi.

Ia paling senang membagikan konten saat sedang makan. Wanita yang mengaku senang makan ini mengaku konten kuliner merupakan konten yang menyenangkan dan bisa dinikmati oleh semua orang. Namun berbeda dengan Nova Yuanita Margaretta, 21, mahasiswa semester 7 sebuah universitas swasta di Jakarta memilih tidak mempost foto saat makan.

"Karena, tidak semua audience bisa (makan) seperti kita," ujar dia yang merupakan anggota Bacth I, Bright Up . Untu itu, ia memilih tidak membagikan video maupun gambar saat dirinya sedang menikmati makanan. Dalam membagikan informasi, Nova mengaku lebih senang membagikan informasi yang postif.

Perempuan yang pernah magang di PT Pelabuhan Indonesia ini senang membagikan informasi tentang pencapain-pencapaian pemerintah, seperti tol laut.

Baginya, informasi tersebut lebih bermanfaat dan layak diketahui masyarakat umum. Meskipun media sosial memiliki dampak positif maupun negatif, media tersebut telah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Untuk itu, masyarakat dituntut lebih bijak dalam menggunakan media agar bermanfaat.

Kampanye Pentingnya Bersikap Positif

Informasi yang bertaburan di media sosial baik berupa teks, video maupun gambar tidak sepenuhnya memenuhi keinginan penikmatnya. Namun suka tidak suka, informasi tersebut bebas berkeliaran di ruang maya. Dengan menyikapi secara positif, beragam informasi yang beredar tidak akan mempengaruhi individu.

"Asal Kita positif, apapun yang kita lihat maupun baca akan positif," ujar Yosi Mokalu, Ketua Siberkreasi, Dalam ajang Bright Talk di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (8/12). Penyikapan tersebut tidak lain untuk menghadapi berbagaimacam informasi yang beredar di dunia maya.

Menurur Yosi, informasi yang hampir tidak tersaring menyebabkan informasi yang bermakna positif maupun negatif berbaur menjadi satu. Informasi positif menjadi informasi yang tidak meresahkan karena efeknya positif. Lain halnya dengan informasi yang bernada negatif. Informasi tersebut dapat mengundang rasa marah bahkan emosi yang meledak-ledak.

Yosi tidak menampik bahwa informasi maupun konten negatif mampu mengundang daya tarik pembaca, bahkan hingga viral. Efeknya, jumlah follower maupun viewer akan meningkat secara cepat. Namun bagaimanapun, informasi positif diperlukan dalam jagat media sosial. Informasi tersebut dapat membangun suasana positif di masyarakat serta untuk mengimbangi informasi negatif serta memberikan manfaat untuk penikmatnya.

Cara pandang positif akan mempengaruhi dalam menikmati informasi. Pribadi yang selalu memiliki sikap positif tidak akan mudah terpengaruh. "Mereka akan lebih peduli pada apa yang Tuhan katakan," ujar dia.

Hal serupa akan berimbas saat membuat karya. Pribadi positif akan membuat karya-karya yang lebih bermakna positif. Alhasil, sudut pandang positif menjadi cara supaya dapat menikmati media sosial secara nyaman. din/E-6

Redaktur:

Penulis: Dini Daniswari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.