
Paus Serukan Represi Dihentikan
Tabir Asap dan Tameng l Para pengunjuk rasa menggunakan tabir asap dan tameng saat melakukan aksi protes di Yangon, Myanmar, pada Rabu (3/3). Demonstran menggunakan tabir asap dan tameng agar tak jadi sasaran tembak oleh pasukan keamanan.
Foto: AFPROMA - Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, pada Rabu (3/3) menyerukan agar otoritas militer di Myanmar lebih mengutamakan dialog daripada represi. Seruan Paus itu dilontarkan beberapa saat setelah sekitar 10 orang tewas dalam aksi protes prodemokrasi di Myanmar dan junta menahan 6 jurnalis atas dakwaan pelanggaran tindak pidana kriminal.
"Kami masih menerima kabar buruk dari Myanmar soal pertikaian berdarah yang mengakibatkan korban jiwa," kata Paus Fransiskus dalam audiensi mingguannya. "Saya ingin meminta perhatian pihak berwenang yang terlibat agar mendahulukan dialog atas penindasan dan harmoni atas perselisihan," imbuh Paus.
Dalam audiensinya, Paus Fransiskus, 84 tahun, juga menekankan agar komunitas internasional harus bekerja keras agar aspirasi masyarakat Myanmar tidak terhalang oleh tindak kekerasan.
Sebelumnya Paus Fransiskus telah dua kali menyuarakan solidaritas bagi rakyat Myanmar setelah terjadi kudeta pada 1 Februari lalu dan meminta agar para pemimpin Myanmar yang ditahan agar segera dibebaskan.
Pada saat bersamaan, tekanan internasional terhadap Myanmar terus bergulir. Setelah negara-negara kuat Barat menjatuhkan sanksi pada para jenderal di Myanmar, kali ini tekanan datang dari Inggris yang meminta agar DK PBB menggelar pertemuan pada Jumat (5/3) esok.
Tak Digubris
Walau tekanan datang bertubi, namun pihak junta di Myanmar tak menggubrisnya karena dalam beberapa aksi protes di berbagai kota, pasukan keamanan terus menggunakan kekerasan yang mematikan dalam menghadapi para pengunjuk rasa prodemokrasi.
Hingga Rabu malam dilaporkan sekitar 10 orang tewas tertembus peluru saat pasukan keamanan berupaya membubarkan aksi protes di 3 kota di wilayah pusat Myanmar.
"Ada 7 orang tewas dalam aksi protes di Kota Monywa di wilayah Sagaing," lapor seorang dokter unit gawat darurat di rumah sakit kota itu.
Sejumlah sukarelawan medis menambahkan bahwa mereka melihat dua orang lagi yang terkapar yang diseret aparat keamanan dan mereka tak bisa memastikan apakah kedua orang itu telah tewas atau tidak.
Di Kota Mandalay, seorang dokter juga mengatakan ada dua orang tewas di kota terbesar kedua di Myanmar itu. "Salah satu korban tewas adalah seorang muda berusia 19 dan ia tewas akibat tembakan di kepala," ungkap dokter yang enggan disebutkan jati dirinya itu
Sukarelawan medis juga melaporkan satu pengunjuk rasa muda tewas di tempat akibat terkena tembakan di Kota Myingyan. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Bayern Munich Siap Rebut Kembali Gelar Bundesliga
- 4 Indonesia Akan Raup US$4,2 Miliar dari Ekspor Listrik EBT ke Singapura
- 5 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Polrestro Tangerang Kota Dirikan 23 Pos Pantau
Berita Terkini
-
Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung Mengusulkan Bantuan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan
-
Lima Orang Meninggal dan Empat dalam Pencarian akibat Banjir di Sukabumi
-
Perluas Jangkauan, Manulife Indonesia Resmikan Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
-
Rumah Detensi Imigrasi Kupang Mendeportasi Satu Orang WN Bangladesh
-
BNI Bagikan Sembako Hingga Alat Kebersihan untuk Korban Banjir Bekasi