
Trump Pertimbangkan Sanksi dan Tarif Skala Besar terhadap Russia
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato di Gedung Putih di Washington DC, 7 Maret 2025.
Foto: AFPJAKARTA - Presiden AS Donald Trump mengatakan sangat mempertimbangkan sanksi berskala besar dan tarif terhadap Russia hingga gencatan senjata dan kesepakatan damai dengan Ukraina tercapai.
Dilaporkan BBC, Trump mengatakan sedang mempertimbangkan langkah tersebut karena "Russia benar-benar 'menggempur' Ukraina di medan perang saat ini".
Komentar Trump itu menandai perubahan nada yang tajam. Sejak menjabat, ia memuji Presiden Russia Vladimir Putin dan menyalahkan pemimpin Ukraina karena tidak menginginkan perdamaian dengan Russia.
Namun beberapa jam kemudian, presiden AS itu mengatakan kepada wartawan bahwa ia "merasa semakin sulit berurusan dengan Ukraina", dan mengulangi bahwa ia mempercayai Putin.
Jumat lalu, Trump mencaci maki pemimpin Ukraina Volocymyr Zelensky di Ruang Oval, Gedung Putih. Beberapa hari sebelumnya, ia bahkan menyebut Zelensky diktator dan menyalahkan Ukraina karena memulai perang pada 24 Februari 2022 ketika Putin melancarkan serangan ke negara itu.
Teguran Trump tersebut diikuti dengan penghentian sementara semua bantuan militer AS dan pembagian informasi intelijen dengan Kyiv minggu ini.
Tidak jelas apakah hal ini memungkinkan serangan rudal dan pesawat tak berawak skala besar Russia terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Kamis (6/3) malam.
Pada Jumat (7/3) pagi, Trump mengeluarkan ancaman sanksi tarif terhadap Russia - tampaknya karena serangan tersebut.
"Mereka [Russia] sedang mengebom habis-habisan [Ukraina] sekarang... dan saya mengeluarkan pernyataan, pernyataan yang sangat tegas 'tidak bisa melakukan itu, tidak bisa melakukan itu'," kata Trump di Ruang Oval pada hari Jumat.
Ketika ditanya apakah hal itu merupakan akibat dari jeda AS dalam kerja sama militer dengan Ukraina, Trump mengatakan Putin melakukan "apa yang akan dilakukan orang lain".
Dia membenarkan langkah AS tersebut. "Saya ingin tahu mereka [Ukraina] ingin berdamai, dan saya tidak tahu mereka ingin berdamai."
Dalam unggahan hari Jumat, Trump menulis: "Saya sedang mempertimbangkan dengan serius sanksi perbankan, sanksi, dan tarif berskala besar terhadap Russia hingga gencatan senjata dan perjanjian penyelesaian akhir mengenai perdamaian tercapai. Kepada Russia dan Ukraina, segeralah duduk bersama, sebelum terlambat."
Ia tidak memberikan perincian apa pun mengenai bagaimana sanksi dan tarif terhadap Russia dapat diterapkan.
Moskow saat ini berada di bawah sanksi Barat terberat dalam sejarahnya, banyak di antaranya menargetkan ekspor minyak dan cadangan mata uang asingnya.
Negara ini mampu mengatasi sebagian besar kendala tersebut dengan menjual minyak diskon ke India dan Tiongkok, sembari mengimpor sebagian besar barang yang sebelumnya diperolehnya dari Barat melalui negara-negara seperti Kazakhstan.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah
Berita Terkini
-
Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pertanian Disiapkan
-
Masyarakat Tak Perlu Khawatir! Stok Energi Aman Selama Lebaran
-
Dukung Pahlawan Devisa! KUR Jadi Solusi Finansial Pekerja Migran
-
Pertamina Berkomitmen untuk Pulihkan Kepercayaan Publik
-
Survei KedaiKOPI Sebut Kebijakan WFA Lebaran Disetujui 83% Pemudik