Paus: Pasar Bebas Sebabkan Hanya Orang Kaya yang Mampu Miliki Anak
PM Italia Giorgia Meloni dan Paus Francis pada konferensi tentang krisis populasi yang terus meningkat di Italia, Jumat (12/5).
Foto: FILIPPO MONTEFORTE / AFPROMA - Pemimpin Katolik se-Dunia, Paus Fransiskus, pada Jumat (12/5), mengatakan hanya orang kaya yang dapat membangun sebuah keluarga di Italia, memperingatkan bahwa kondisi pasar bebas yang "biadab" mempersulit kaum muda untuk memiliki anak.
Dilansir oleh The Straits Times, kelahiran di Italia turun di bawah 400 ribu pada tahun 2022 untuk pertama kalinya, mencatat penurunan tahunan ke-14 berturut-turut, dengan populasi keseluruhan menurun sebesar 179 ribu menjadi 58,85 juta.
Berbicara di sebuah konferensi tentang krisis demografis yang berkembang, Paus Fransiskus, mengatakan penurunan angka kelahiran menandakan kurangnya harapan di masa depan, dengan generasi muda terbebani oleh rasa ketidakpastian, kerapuhan, dan genting.
"Kesulitan dalam menemukan pekerjaan yang stabil, kesulitan mempertahankannya, rumah yang sangat mahal, harga sewa yang tinggi dan gaji yang tidak mencukupi adalah masalah nyata," kata Paus Fransiskus duduk di samping Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni.
"Pasar bebas, tanpa tindakan korektif yang diperlukan, menjadi biadab dan menghasilkan situasi dan ketidaksetaraan yang semakin serius," tambahnya.
Paus Fransiskus mengatakan hewan peliharaan telah menggantikan anak-anak di beberapa rumah tangga dan menceritakan bagaimana seorang wanita pada audiensi baru-baru ini membuka tasnya dan meminta restu kepausan untuk "bayinya", yang ternyata hanya seekor anjing.
"Saya kehilangan kesabaran dan memarahinya dengan mengatakan banyak anak kelaparan dan Anda membawakan saya seekor anjing," katanya.
Pilihan Sulit
Namun, dia mengakui bahwa ada "kendala yang hampir tidak dapat diatasi" pada perempuan muda yang dipaksa untuk memilih antara karier dan menjadi ibu. Mengingat tingginya biaya untuk membesarkan anak, orang merevisi prioritas mereka.
"Kita tidak dapat secara pasif menerima begitu banyak anak muda berjuang mewujudkan impian keluarga mereka dan dipaksa menurunkan standar keinginan, memilih pengganti yang biasa-biasa saja, menghasilkan uang, mengejar karier, bepergian, dengan cemburu menjaga waktu luang," katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Atasi Krisis Air Bersih di Bali, Koster Tawarkan Pipanisasi Sedangkan Muliawan Desalinasi
- 2 Jamsostek Bekasi Jalankan "Return to Work"
- 3 TNI AD Siapkan Prajurit Terbaik untuk Ikut Lomba Tembak AARM Filipina
- 4 Jenderal Bintang Empat Ini Tegaskan Akan Menindak Anggota yang Terlibat Judi Online
- 5 Prabowo Berterima Kasih kepada Xi Atas Dukungan Investasi Tiongkok