Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Konflik

Paus Fransiskus Serukan Ada Koridor Kemanusiaan di Jalur Gaza

Foto : ALBERTO PIZZOLI/AFP

Pemimpin umat Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus

A   A   A   Pengaturan Font

VATIKAN - Pemimpin umat Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Minggu (15/10), menyerukan adanya koridor kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman kebutuhan pokok ke Jalur Gaza.

"Hukum kemanusiaan harus dihormati, terutama di Gaza, di mana hal ini mendesak dan diperlukan untuk menjamin koridor kemanusiaan dan membantu masyarakat," kata Paus Fransiskus setelah 'Doa Angelus', di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu.

Dikutip dari Barron, kewaspadaan mengenai krisis kemanusiaan di Gaza meningkat, di mana Israel bertekat mempertahankan pengepungan total sampai semua sandera yang disandera oleh Hamas dibebaskan.

"Saya sangat mengimbau agar anak-anak, orang sakit, orang lanjut usia, perempuan dan seluruh warga sipil tidak menjadi korban konflik," imbuh Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus mengingatkan sudah banyak korban kematian akibat konflik. "Sudah banyak sekali kematian yang terjadi, tolong jangan lagi kita menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, baik di Tanah Suci, di Ukraina, maupun di tempat lain akibat kekuatan kebencian, terorisme dan perang," kata Paus Fransiskus.

Pembebasan Sandera

Paus Fransiskus juga memperbarui seruannya "untuk pembebasan para sandera" yang diculik oleh Hamas di Israel selatan. Dia mengundang "semua umat beriman untuk bersatu dalam doa bersama Gereja di Tanah Suci" pada Selasa.

Sementara itu, perwakilan Paus Fransiskus di Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, pada Senin, mengatakan dia bersedia menukar dirinya dengan anak-anak Israel yang disandera oleh Hamas dan ditahan di Gaza.

Dikutip dari Reuters, Pierbattista menyampaikan komentarnya sebagai jawaban atas pertanyaan dalam konferensi video dengan para jurnalis di Italia.

"Saya siap tukar-menukar, apa pun, kalau bisa berujung pada kebebasan, membawa pulang anak-anak. Tidak masalah. Ada kemauan total dari saya," ujarnya.

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencoba memenangkan pembebasan para sandera, jika tidak, tidak akan ada cara untuk menghentikan (eskalasi). Kami bersedia membantu, termasuk saya pribadi," ujarnya.

Namun, dia menekankan bahwa dia dan kantornya belum melakukan kontak langsung dengan Hamas, kelompok Islam militan yang menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan 1.300 orang. "Anda tidak dapat berbicara dengan Hamas. Ini sangat sulit," katanya.

Sekitar 200 orang disandera dan sekitar selusin dari mereka diyakini adalah anak-anak.

Pizzaballa mengawasi kegiatan umat Katolik Roma di Israel dan wilayah Palestina serta Yordania dan Siprus, wilayah yang diperkirakan menampung 300.000 umat Katolik Roma.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top