Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasukan Elit Ini Terus Mencari CVR Sriwijaya Air

Foto : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

PINDAHKAN FDR - Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi memindahkan FDR pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1).

A   A   A   Pengaturan Font

Meski didera ombak, diterpa sengatan matahari, tanpa kenal lelah para prajurit TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 1 Marinir dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka) terus bergerak mencari korban dan puing pesawat. Dari pagi, hingga sore mereka tanpa lelah mencari.

Menurut Komandan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir, Letkol Mohammad Abdilah, dalam keterangan yang diterima Koran Jakarta, Rabu (13/1), ada delapan tim penyelam yang terdiri dari empat tim penyelam Yontaifib 1 Mar dan empat tim penyelam Denjaka yang diterjunkan dalam pencarian di perairan Kepulauan Seribu.

Letkol Abdilah menjelaskan, seperti pada hari Senin (11/1) misalnya, pencarian dilakukandengan tiga metode pencarian. Tiga model pencarian itu yakni circle, kipas, dan sisir dengan titik kordinat yang sudah ditentukan.

"Kami bersama dengan tim gabungan Denjaka terus melakukan pencarian korban serta puing-puing pesawat Sriwijaya Air," katanya.

Pada hari keempat, dilanjutkan pencarian korban serta puing dan komponen pesawat Sriwijaya Air. Tim penyelam dari pasukan elit TNI AL kembali melanjutkan pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman pembicaraan pilot pesawat Sriwijaya Air.

CVR merupakan satu bagian dari kotak hitam, di mana bagian lainnya Flight Data Recorder (FDR) sudah ditemukan. Pantauan Antara dari KRI Rigel-933, Rabu, terlihat para penyelam telah berada di titik koordinat yang sudah dipetakan, lokasi itu juga tempat ditemukannya FDR.

Gelombang Tinggi

Pencarian dilakukan di tengah gelombang tinggi sekitar 2-5 meter disertai angin di wilayah antara perairan Pulau Laki dan Pulau Untung Jawa. Tim penyelam dari pasukan elit itu yakni Yontaifib, Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Denjaka.

Tantangan dan proses panjang pencarian hingga pengangkatan FDR pesawat Sriwijaya Air, tidak mudah. Seperti disampaikan anggota tim SAR TNI AL, Mayor Laut (Tek) Iwan Kurniawan. Didapatkan black box itu buah dari pencarian sekitar jam 11.

Awalnya mendapatkan beacon-nya berikut di siang hari, dapat cashing FDR-nya. "Penyelaman terakhir pas saya bersama tiga rekan, saya dapat FDR-nya," tutur Iwan.

Semua ini berawal dari titik koordinat yang diberikan KRI Rigel, Iwan dan dua rekannya kemudian memusatkan pencarian pada titik bongkahan besar pesawat yang ditemukan.

Proses pencarian dari awal penyelaman selama tiga hari. Tim melakukan survei terlebih dulu dan kemudian melihat titik-titik yang terdapat bongkahan-bongkahan besar.

Pada hari-hari berikutnya bongkahan-bongkahan tersebut diangkat. Begitu sudah diangkat semua harapannya bongkahan besar itu bisa mempermudah pencarian. n ags/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna, Antara

Komentar

Komentar
()

Top