Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlombaan Alutsista I Presiden Putin Pantau Latihan Penembakan Misil Balistik

Pasokan Senjata Korut ke Russia Dikecam

Foto : AFP/Sputnik/Gavriil GRIGOROV

Pantau Latihan I Presiden Vladimir Putin sedang memantau latihan yang dilakukan pasukan senjata nuklir Russia lewat sambungan konferensi video dari Moskwa pada Rabu (25/10). Latihan itu merupakan sebuah serangan nuklir balasan sebagai antisipasi atas serangan negara musuh.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Amerika Serikat (AS) mengecam keras Korea Utara (Korut) karena telah memasok senjata ke Russia, kata sekutu tersebut dalam pernyataan bersama Kamis (26/10), seraya menambahkan bahwa beberapa pengiriman senjata semacam itu telah dilakukan oleh Pyongyang.

Russia dan Korut, yang merupakan sekutu bersejarah, saat ini sama-sama terkena sanksi global. Moskwa kena sanksi atas invasinya ke Ukraina, dan Pyongyang atas uji coba senjata nuklirnya.

Pemimpin kedua tersebut yaitu Kim Jong-un dan Vladimir Putin, pada September lalu mengadakan pertemuan tingkat tinggi di timur jauh Russia, dan pertemuan itu membuat khawatir Barat karena Pyongyang mungkin akan memberikan senjata kepada Moskwa untuk perangnya di Ukraina.

Washington DC dan sekutu keamanan utamanya di Asia timur, Seoul dan Tokyo, mengatakan mereka mengecam keras penyediaan peralatan militer dan amunisi oleh Korut kepada Russia yang digunakan untuk melawan pemerintah dan rakyat Ukraina.

"Pengiriman senjata semacam itu, yang beberapa di antaranya kini kami konfirmasikan telah selesai, akan secara signifikan meningkatkan jumlah korban jiwa dalam perang agresi Russia," demikian bunyi pernyataan bersama Korsel, Jepang, dan AS.

Selama kunjungannya ke Russia pada September lalu, Kim menyatakan bahwa hubungan bilateral dengan Moskwa adalah prioritas nomor satu bagi negaranya.

Washington DC dan para ahli mengatakan Pyongyang berupaya mencari berbagai bantuan militer sebagai imbalannya, seperti teknologi satelit dan peningkatan peralatan militer era Soviet.

Pernyataan bersama pada Kamis juga mengklaim Pyongyang sedang mencari bantuan militer untuk meningkatkan kemampuan militernya sebagai balasan atas dukungannya kepada Russia.

"Kami menekankan bahwa transfer senjata ke atau dari Korut akan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB," kata pernyataan itu. "Russia sendiri mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang memuat pembatasan ini," imbuh pernyataan itu seraya menambahkan bahwa sekutu sangat prihatin tentang potensi transfer teknologi terkait nuklir atau misil balistik ke Korut.

Latihan Nuklir

Sementara itu pada Rabu (25/10), Kremlin melaporkan bahwa Presiden Putin turut memantau latihan penembakan misil balistik, dan Menteri Pertahanan Russia, Sergei Shoigu, mengumumkan pasukan Russia akan melakukan serangan nuklir balasan besar-besaran.

Latihan tersebut dilakukan setelah Moskwa mencabut perjanjian larangan uji coba nuklir.

Selama konflik yang berkepanjangan, Putin dan para pejabat Russia memberikan sinyal yang beragam mengenai kemungkinan penggunaan senjata nuklir, sehingga memicu kekhawatiran di negara Barat.

Siaran televisi pemerintah Russia menunjukkan Putin diberi pengarahan oleh Shoigu dan panglima Angkatan Bersenjata Valery Gerasimov, yang berbicara melalui tautan video.

"Di bawah kepemimpinan panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Russia, Vladimir Putin, latihan dilakukan dengan kekuatan dan peralatan matra darat, laut, dan udara, dari pasukan penangkal nuklir," kata Shoigu dalam sebuah pernyataan.

Latihan tersebut juga dilakukan setelah Russia mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan mempelajari usulan AS untuk melanjutkan dialog mengenai pengendalian senjata nuklir, namun Russia tidak akan menerimanya kecuali Washington DC menghentikan sikap bermusuhan terhadap Moskwa. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top