Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasien Buta Total Kini Bisa Melihat Berkat Protein Alga

Foto : BBC/Getty Images
A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Penglihatan seorang pria yang mengalami buta total, telah pulih sebagian berkat bantuan protein yang ditemukan pada alga. Pria itu dirawat dengan jenis terapi yang disebut optogenetika, dengan menggunakan protein untuk mengontrol sel di belakang matanya.

Dia tahu terapi itu berhasil ketika menyadari bahwa dia bisa melihat garis-garis putih dari sebuah penyeberangan pejalan kaki. Dia kini bisa mengambil dan menghitung objek di atas meja, seperti yang dilaporkan Nature Medicine edisi Minggu (24/5)

Pria tersebut, yang belum diketahui identitasnya, tinggal di Brittany, Prancis dan dirawat di kota Paris. Dia didiagnosa mengidap retinitis pigmentosa, yang menyebabkan kematian sel penginderaan cahaya di permukaan retina, 40 tahun yang lalu.

Penyakit ini mempengaruhi lebih dari dua juta orang di seluruh dunia, dan meskipun kebutaan total jarang terjadi, pria tersebut tidak dapat melihat selama dua dekade terakhir.

Dia dirawat dengan optogenetika, bidang baru dalam dunia kedokteran, namun telah menjadi bidang yang lama menjadi pokok ilmu saraf fundamental. Terapi itu menggunakan cahaya untuk mengontrol dengan tepat aktivitas sel-sel otak.

Terapi ini juga digunakan oleh ilmuwan untuk mengembalikan kemampuan salah satu matanya untuk mendeteksi cahaya.

Teknik ini didasarkan pada protein - yang diproduksi alga - yang disebut channelrhodopsin, yang mengubah perilakunya sebagai respons terhadap cahaya. Mikroba menggunakannya untuk bergerak menuju cahaya.

Langkah pertama dalam pengobatan adalah terapi gen. Instruksi genetik untuk membuat rhodopsin diambil dari ganggang dan diberikan ke sel-sel di lapisan dalam retina di belakang matanya.

Sekarang ketika mereka terkena cahaya, mereka akan mengirimkan sinyal listrik ke otak.

Namun, mereka hanya akan merespons pada cahaya berwarna kekuningan, sehingga pasien harus mengenakan sepasang kacamata dengan kamera video di depan dan proyektor di belakang, untuk menangkap apa yang terjadi di dunia nyata dan memproyeksikan versi dalam panjang gelombang yang tepat di belakang mata.

Dibutuhkan waktu berbulan-bulan agar tingkat rhodopsin yang cukup tinggi terbentuk di mata dan otak, yang pada dasarnya untuk mempelajari bahasa baru agar dapat melihat kembali.

Tanda pertama terapi itu berhasil adalah ketika pasien sedang berjalan-jalan dan tiba-tiba, garis-garis penyeberangan pejalan kaki tampak terlihat.

"Pasien ini awalnya agak frustrasi karena butuh waktu lama antara penyuntikan dan waktu ia mulai melihat sesuatu. Tapi ketika dia mulai melapor secara spontan bahwa dia bisa melihat garis-garis putih di seberang jalan, bisa dibayangkan dia sangat bersemangat. Kami semua bersemangat," ucap Dr José-Alain Sahel, dari Institute of Vision di Paris, Prancis.

Pria tidak memiliki penglihatan yang sempurna, tetapi perbedaan antara tanpa penglihatan dan bahkan penglihatan terbatas dapat mengubah hidup.

"Temuan ini memberikan bukti konsep bahwa menggunakan terapi optogenetik untuk memulihkan penglihatan sebagian adalah mungkin," ucap Profesor Botond Roska dari University of Basel seperti dikutip dari BBC, Rabu (26/5).

Ada beberapa pendekatan lain yang digunakan untuk memulihkan penglihatan, salah satunya adalah memperbaiki cacat genetik yang menyebabkan penyakit, tetapi retinitis pigmentosa dapat diturunkan menjadi mutasi pada lebih dari 71 gen yang berbeda, menjadikannya tantangan yang lebih besar.

Cara lainnya adalah menghubungkan kamera ke elektroda yang ditanamkan di bagian belakang mata.

Optogenetika sendiri juga sedang diteliti untuk memulihkan penyakit seperti penyakit Parkinson, dan untuk melihat apakah dapat meningkatkan pemulihan dari stroke.

James Bainbridge, seorang profesor studi retina di Univercity College London (UCL) Inggris, mengatakan penelitian itu berkualitas tinggi, tetapi hanya pada satu pasien.

"Teknologi baru yang menarik ini dapat membantu orang yang penglihatannya sangat buruk," kata dia. BBC/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top