Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 19 Feb 2025, 08:45 WIB

Pasar Tunggu RDG BI, Simak Proyeksi IHSG

Foto: istimewa

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di­perkirakan berbalik melemah, hari ini (19/2). Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pasar akan menantikan rilis suku bunga acuan BI yang secara konsensus tetap ber­ada di level 5,75 persen. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG da­lam perdagangan, Rabu (19/2), rawan terkoreksi dalam jangka pendek dengan support di level 6.812 dan resistance 6.895.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 46,27 poin atau 0,62 persen ke po­sisi 6.873,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,61 poin atau 0,96 persen ke posisi 804,06.

“Telah muncul kesadaran di kalangan negara anggota Uni Eropa bahwa mereka tidak bisa lagi terlalu tergantung pada Amerika Serikat (AS) untuk melindungi mereka, sehingga ha­rus meningkatkan belanja pertahanan,” sebut Tim Riset Pila­rmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Perkembangan itu memperkuat pandangan bahwa emi­si atau penjualan surat utang harus ditingkatkan, karena negara-negara Eropa harus menanggung biaya kesepakat­an perdamaian yang langgeng antara Ukraina dan Rusia.

Pemerintah AS telah meminta negara-negara Eropa un­tuk menjelaskan jaminan keamanan dan peralatan militer yang dapat mereka tawarkan kepada Ukraina untuk me­mastikan penyelesaian perdamaian yang langgeng.

Meningkatkan anggaran pertahanan dan melindungi Ukraina dapat membebani negara-negara besar Eropa de­ngan tambahan biaya 3,1 triliun dollar AS selama 10 tahun, ke depan menurut estimasi Bloomberg Economics.

Dari sisi moneter, The Reserve Bank of Australia (RBA) diprediksi akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau pertama dalam empat tahun, sebesar 25 bps menjadi 4,1 persen.

Meski demikian, pasar tenaga kerja yang solid, belanja konsumen yang tangguh, pertumbuhan kredit yang kuat, dan nilai tukar mata uang dollar Australia yang lebih lemah dapat menjadi alasan bagi RBA untuk menahan suku bu­nga.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.