Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasar Negara Berkembang Berisiko Alami Kesulitan Keuangan karena Suku Bunga Naik

Foto : istimewa

Transaksi jual beli di sebuah pasar di Kolombo, Sri Lanka. Negara ini gagal membayar utangnya awal bulan ini.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memperingatkan, lonjakan inflasi dan biaya pinjaman yang meningkat tajam di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, mengancam pasar negara berkembang yang berhutang dan ekonomi berkembang ke dalam kesulitan keuangan lebih lanjut.

Menurut pemberi pinjaman multilateral, hampir seperempat dari negara-negara pasar berkembang yang telah menerbitkan utang "mata uang keras" memiliki obligasi yang sekarang diperdagangkan di wilayah yang tertekan, dengan spread lebih dari 1.000 basis poin di atas Treasuries AS.

Lembaga peminjam di seluruh dunia telah mengambil keuntungan dari pelonggaran moneter yang agresif oleh Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa dan menerbitkan utang dalam mata uang dolar dan euro pada tingkat yang sangat rendah. Tetapi pinjaman menjadi lebih mahal karena bank sentral berusaha mengatasi tekanan harga dengan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Kepala Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF, Tobias Adrian, memperingatkan risiko yang meningkat lebih lanjut jika bank sentral di negara maju bergerak terlalu tiba-tiba atau agresif untuk melepaskan stimulus kebijakan moneter yang disuntikkan pada awal pandemi.

"Tentu saja ada banyak negara yang sudah dalam kesulitan atau berpotensi dalam kesulitan dalam waktu dekat," katanya dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top