Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasar Cermati Data Ekonomi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, hari ini (3/5), menyusul penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya pada akhir pekan lalu. Sentimen terhadap membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih berlanjut.

Seperti diketahui, dollar AS naik terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat, (30/4) waktu New York, AS atau Sabtu (1/5) pagi WIB, memperpanjang penguatan hari sebelumnya ditopang data positif pada pendapatan pribadi, pengeluaran serta manufaktur di Midwest AS, dengan pelaku pasar juga mengambil keuntungan dari posisi short dollar bulan ini. Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya anjlok 2,1 persen untuk April, merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Desember.

Data AS minggu depan, yang mencakup data penggajian non-pertanian untuk April dan indeks utama manufaktur dan jasa-jasa AS, akan memperkuat ekspektasi pemulihan yang kuat dari pandemi oleh ekonomi terbesar di dunia itu.

"Putaran lain dari data yang berpotensi kuat di AS dapat menambah tekanan untuk mulai membahas tapering (pengurangan pembelian aset oleh bank sentral)," kata ING dalam catatan penelitian terbarunya. "Dengan beberapa kemungkinan pelemahan baru dalam obligasi pemerintah sedang dalam perjalanan, dollar AS mungkin menemukan beberapa jeda terhadap imbal hasil rendah."

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, akhir pekan lalu, ditutup menguat menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.445 rupiah per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat pekan lalu, mengatakan, dollar AS menguat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yang mencapai 6,4 persen pada kuartal I 2021. "Investor juga terus memantau kemajuan rencana stimulus 1,8 triliun dollar yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden awal pekan ini," ujar Ibrahim.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top