Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Pariwisata, Selain Kuantitas juga Kualitas

Foto : ANTARA/Heru Suyitno.

Pelaku UMKM yang memproduksi kerajinan dari bahan bekas mengikuti gebyar UMKM di Balai Ekonomi Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

A   A   A   Pengaturan Font

Bukan hanya Indonesia, seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Pariwisata merupakan salah satu sektor usaha yang paling parah terkena dampak pandemi. Jangankan pergerakan manusia dari satu negara ke negara lain, pergerakan barang saja susah. Hampir semua negara mengalami penurunan ekspor yang menjadi penyebab resesi, seperti Korea Selatan dan Australia.

Di balik terpuruknya bisnis wisata dunia di masa pandemi korona ini, ada harapan besar terbentang bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya. Saat ini, hampir semua negara berada di titik yang sama, termasuk negara-negara Asean. Semua maskapai mengurangi jumlah penerbangannya, tingkat hunian hotel turun drastis, tempat wisata sepi pengunjung. Situasi ini hendaknya digunkaan pemerintah untuk memperbaiki semua kekurangannya, mulai dari infrastruktur, manajemen wisata, serta keamanan dan kenyamanan.

Sebanyak 11 destinasi wisata prioritas yang sudah dicanangkan, saat ini harus mulai berbenah. Dengan anggaran yang tersisa karena sebagian besar banyak direalokasikan untuk mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah harus segera melangkah, harus segera serius menggarap lima destinasi superprioritas, yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Ditambah satu lagi yang terakhir dicanangkan yaitu Likupang di Sulawesi Utara.

Pemerintah juga harus memperbaiki cara penghitungan turis mancanegara. Pelintas batas tradisional di beberapa perbatasan seperti dengan Timor Leste di Pulau Timor, dengan Malaysia di Kalimantan, dan dengan Papua Nugini di Papua, hendaknya tidak masuk dalam penghitungan. Sebagian besar mereka datang ke Indonesia bukan sebagai turis untuk berlibur atau bisnis, tetapi kunjungan kekerabatan. ν

Komentar

Komentar
()

Top