
Para Pemimpin Diminta Mendorong Persatuan, Jangan Malah Memecah Belah

PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG I Pekerja berjalan di dekat rangkaian Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. Di saat pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur, pernyataan pemimpin nasional yang provokatif dan berbau SARA akan mengurangi minat investor menanamkan modalnya.
» Kalau Indonesia mau maju dan beradab maka ujaran kebencian yang memecah bangsa harus dibasmi.
» Akar masalah bangsa penyebab ketidakadilan adalah kronisme dan oligarki, bukan SARA.
JAKARTA - Pemimpin nasional hendaknya bersatu padu membangun Indonesia tanpa membeda-bedakan pribumi atau nonpribumi, dan mayoritas atau minoritas. Jangan bicara provokatif dengan menciptakan dikotomi antar kelompok demi kepentingan pribadi atau golongannya.
Peneliti Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat (PRPM) Institut Shanti Bhuana - Bengkayang Kalimantan Barat, Siprianus Jewarut, yang diminta pendapatnya mengatakan sejarah kelam di awal masa reformasi yang sarat dengan isu primordialisme khususnya suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), terjadi pemerkosaan dan penjarahan terhadap etnis minoritas itu, sengaja ada yang memainkan kembali menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 sebagai senjata untuk menghabisi lawan-lawan politiknya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya