Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 30 Sep 2021, 09:43 WIB

Pandemi Gerus Persepsi Kesejahteraan Indonesia

PELUNCURAN HASIL SURVEI | President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds (kiri) bersama Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Cigna Indonesia Akhiz Nasution berbincang saat paparan di Jakarta, Rabu (29/9). Asuransi Cigna sudah 7 tahun membuat survei persepsi orang-orang tentang kesejahteraan dan kali ini melibatkan 18.000 responden di 21 negara, termasuk Indonesia.

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dua tahun terakhir tak hanya membuat ekonomi global terpuruk, tetapi juga membuat tingkat kesejahteraan masyarakat dunia, termasuk Indonesia melemah. Namun, penurunan tersebut lebih baik ketimbang, Singapura dan Thailand.

Hasil survei skor kesejahteraan 360° Cigna pada kuartal II-2021 menunjukkan indeks persepsi kesejahteraan Indonesia 2021 tercatat 63,8 poin atau lebih rendah dari 2019 yakni 65,4 poin dan 66,3 poin pada 2020. Meski demikian, indeks Indonesia pada 2021 tersebut masih lebih baik ketimbang Singapura 59,2 dan Thailand 62,5

Survei dilakukan di 21 negara di antaranya Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Australia, Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia dengan responden lebih dari 18.000. Survei itu menilai persepsi kesejahteraan responden di setiap negara dalam lima aspek, yakni kesehatan fisik, hubungan sosial, keluarga, finansial, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil survei, pelemahan indeks persepsi kesejahteraan ini terjadi di 21 negara yang disurvei akibat dampak pandemi Covid-19.

President Director & CEO Cigna Indonesia, Phil Reynolds di Jakarta, Rabu (29/9), mengatakan, Cigna menjalankan survei tersebut secara rutin selama tujuh tahun terakhir dengan tujuan memahami persepsi orang-orang tentang kesejahteraan. "Dengan demikian, kami dapat terus berinovasi menyediakan solusi yang relevan untuk membantu orang-orang yang kami layani buat meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan ketenangan mereka," ungkap Phil Reynolds.

Lebih lanjut Phil Reynolds menyebutkan, sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret 2020 lalu mengumumkan Covid-19 menjadi pandemi global, hal tersebut sontak berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk "persepsi kesejahteraan." Dikatakannya, kondisi pandemi itu memaksa seluruh dunia beradaptasi dengan tantangan yang ada.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin secara nasional pada Maret 2021 sebanyak 27,54 juta jiwa atau naik 1,12 juta orang (meningkat 0,36 persen) dibanding Maret 2020. Data lain dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunjukkan hingga Maret 2021, ada 29,4 juta orang terdampak pandemi Covid-19, termasuk mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dampak PPKM

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia, Akhiz Nasution menyebutkan penurunan skor kesejahteraan tak hanya dialami Indonesia melainkan seluruh negara yang disurvei.

Dikatakan, yang paling terdampak adalah pilar kesejahteraan dengan skor penurunan sebesar 1,5 poin. Hal ini terjadi karena pembatasan (PPKM) yang diterapkan di negara-negara dunia sebagai dampak pandemi. Akibatnya, masyarakat tidak bisa menjalin hubungan sosial seperti layaknya sebelum pandemi.

Akhiz menjelaskan, untuk Indonesia, skor persepsi kesejateraan sosial turun dari 68,5 pada tahun sebelumnya menjadi 66,5 pada 2021. Penurunan terbanyak terjadi pada item "waktu bersama teman" yang anjlok dari 31 menjadi 24.

Tak hanya itu, persepsi kesejahteraan keuangan juga mengalami penurunan skor dari 59,1 pada tahun sebelumnya menjadi 53,6 pada 2021. "Kemampuan menyiapkan biaya kesehatan dan pendidikan juga menurun," ujarnya.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.