Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ideologi Negara

Pancasila Belum Jadi Pedoman Bertingkah Laku

Foto : ANTARA /Didik Suhartono

Warga mengamati lukisan Pahlawan Revolusi yang dipajang di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/9). Sejumlah lukisan pahlawan yang dipajang itu untuk menyambut Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pancasila selama ini surplus dalam ranah wacana, tetapi defisit dalam tindakan atau pengamalan. Sebagai ideologi, Pancasila cenderung jalan di tempat. Padahal, di beberapa negara seperti Korea, ideologi menjadi pendorong lahirnya suatu perubahan.

"Pancasila belum menjadi bagian pedoman tingkah laku, belum menjadi alat evaluasi terhadap kebijakan negara," kata Deputi I bidang Pengkajian dan Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Anas Saidi, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (28/9).

Menurut Anas, tak jarang masih muncul wacana kontraproduktif yang justru merupakan langkah mundur, yakni mempersoalkan kembali Pancasila sebagai ideologi bangsa, bahkan ingin mengganti dengan ideologi lain. Padahal Pancasila sudah final. Seharusnya sudah tidak lagi mempersoalkan esensi dari ideologi Pancasila, tinggal menjalani.

Untuk itu, menurut Anas, perlu ada upaya agar nilainilai Pancasila benar-benar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehari-hari. Selain itu, pengajaran Pancasila di sekolah dan perguruan tinggi harus diperkuat lagi agar generasi sekarang dan mendatang tidak semakin asing dengan Pancasila.

"Absennya Pancasila di ruang publik selama dua dekade ternyata membawa implikasi yang tidak sederhana. Anakanak yang sekarang berumur sekitar 20-30 tahun umumnya tidak memahami sejarah dan esensi dari Pancasila," kata Anas.

Perekat Bangsa

Pancasila merupakan perekat bangsa Indonesia yang majemuk, dan akan sangat berbahaya bagi bangsa ini ke depan bila generasi penerus tak lagi memahaminya. "Dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila tentunya dapat mematikan paham-paham lain yang selama ini diembuskan kelompok radikal teroris yang ingin mendirikan khilafah di Indonesia," kata Anas.

Sementara itu, Koordinator program Komunitas Bela Indonesia, Anick HT, menyatakan prihatin atas memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa, akhir-akhir ini. Oleh karena itu, kesadaran untuk menumbuhkan dan menguatkan Pancasila sebagai ideologi tidak bisa hanya menjadi ranah pemerintah. Indonesia sebagai rumah bersama harus dirawat oleh semua elemen bangsa.

Untuk mengatasinya, Komunitas Bela Indonesia dibentuk dan mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi di Tanah Air. Sebelumnya, Komunitas Bela Indonesia telah menghelat pelatihan perdana untuk wilayah Jabodetabek pada 31 Agustus hingga 3 September 2018 di Bogor. Sesuai hasil diskusi, para peserta sepakat untuk mengadakan program utama lanjutan yang bernama, "Camp of Love".

rag/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top