![Pagoda Sembilan Lantai di Pulau Kemaro](https://koran-jakarta.com/images/article/pagoda-sembilan-lantai-di-pulau-kemaro-231110214925.jpg)
Pagoda Sembilan Lantai di Pulau Kemaro
![Pagoda Sembilan Lantai di Pulau Kemaro](https://koran-jakarta.com/images/article/pagoda-sembilan-lantai-di-pulau-kemaro-231110214925.jpg)
Saksi Pertempuran
Pulau Kemaro juga menjadi saksi aktivitas perdagangan dan pertempuran dengan Belanda. Pada Perang Palembang I dan Perang Palembang II sepanjang awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan salah satu benteng maritim terkuat di atas tanah Pulau Kemaro bernama Benteng Tambak Bayo.
Alasannya dipilihnya pulau itu sebagai lokasi pertahanan lapis pertama karena kawasannya tidak pernah terendam air meski permukaan Sungai Musi sedang tinggi. Ini berbeda dari tempat lain yang sebagian besar merupakan rawa.
Benteng pertahanan di Pulau Kemaro menjadi kunci penting dalam mengontrol masuknya kolonial Belanda ke Palembang. Dalam berbagai invasinya, Belanda kehilangan banyak kapal dan anak buah karena pertahanan Benteng Tambak Bayo yang solid.
Namun Belanda akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1821 dan semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang sekarang wilayah Pusri diluluh-lantakkan oleh Belanda, termasuk Benteng Tambak Bayo. Bahkan tidak ada sedikitpun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya