Operator Harus Tanggung Jawab Kabel Semrawut
Walikota Jakarta Selatan, Munjirin mendampingi Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi meninjau perbaikan dan pelebaran saluran air di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/11).
Foto: Kominfotik Jakarta SelatanJAKARTA – Para operator yang memiliki kabel-kabel semrawut akan dipanggil untuk dimintai pertanggungjawabannya untuk merapikan. Sebab kabel-kabel tersebut mengakibatkan penumpukan sampah. “Ini membuat air tidak bisa mengalir dengan lancar di dalam saluran,” tandas Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.
Dia mengatakan ini saat meninjau perbaikan dan pelebaran saluran air di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Jumat (8/11). Dia segera memanggil operator pemilik kabel untuk merapikan. Mereka harus memasukkan kabel ke dalam ducting yang akan disediakan Pemprov Jakarta.
Menurutnya, keberadaan kabel yang tidak tertata rapi, dapat mengakibatkan penumpukan sampah dan membuat pemandangan kumuh. Kondisi tersebut membuat penyempitan saluran air, sehingga terjadi genangan di kawasan dua jalan tersebut saat hujan deras.
“Saya hadir di sini untuk meninjau langsung. Saya ingin melihat progres perbaikan dan pelebaran saluran air Jalan Tirtayasa dan Jalan Adityawarman. Saya sudah perintahkan untuk segera lakukan perbaikan sebagai upaya mengatasi banjir dua jalan ini,” jelas Teguh.
Selama ini telah terjadi penyempitan saluran air dari dua menjadi satu meter. Saluran tersebut kini diperlebar agar dapat aliran air hujan lebih lancar.
Saluran air yang bottleneck sudah dibongkar. Ada juga yang kurang dalam, lalu digali untuk memperdalam. Karena, ada saluran yang dalamnya 1,5 meter dan ada yang dalamnya tinggal 70 cm. “Banjir yang terjadi di perempatan Jalan Tirtayasa dampak dari bottleneck saluran air tersebut,” terangnya.
Selain itu, Teguh juga telah memerintahkan Dinas Sumber Daya Air (SDA) bersama Suku Dinas SDA Jakarta Selatan memeriksa crossing saluran di Jalan Tirtayasa dan Adityawarman. Sebab setiap tahun, jalan tersebut ditinggikan, sehingga mengakibatkan ruang bawah jalan menjadi rendah. “Pelebaran saluran air di Jalan Adityawarman kita targetkan selesai dalam dua pekan,” tandas Teguh.
Dalam tinjauan tersebut, dia juga menyoroti kondisi sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT) di dalam saluran air. Bersama operator Pemprov akan merapikan SJUT. Harus mereka sendiri yang melakukan karena pemprov tidak bisa sewenang-wenang untuk memotong kabel.
Teguh melihat, kabel-kabel menyebabkan sampah menumpuk begitu banyak. Ini membuat genangan karena air tak lancar masuk ke lubang saluran. Gubernur menegaskan, upaya mengatasi banjir Jakarta tidak bisa dilakukan secara parsial, harus menyeluruh, terintegrasi, dan sistematis. Pemprov Jakarta akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan mitigasi banjir Jakarta.
“Kami memang serius untuk terus membenahi banjir Jakarta karena ada beberapa program terkait mitigasi banjir yang tidak langsung selesai tahun ini,” jelasnya. Mitigasi ada yang baru dimulai tahun depan dan dilanjutkan tahun 2026.
Terkait kewenangan, juga akan dibicarakan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Sebab ada sebagian kewenangan penanganan banjir berada di bawah koordinasi Kementerian PU.
Salurkan Sarana
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Selatan menyalurkan sarana dan prasarana ke sejumlah kelurahan rawan banjir sebagai upaya mitigasi bencana. “Kami mendistribusikan sarana dan prasarana melalui posko BPBD Wali Kota Jakarta Selatan,” jelas Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan, Muhammad Nur.
Dia merinci sejumlah sarana dan prasarana yang telah dibagikan antara lain dua perahu karet, empat perahu sekoci, dan 30 jaket penyelamat.
Lalu, 20 helmet keselamatan, tiga pompa keliling, satu gergaji mesin, dan satu tenda pleton pengungsi. Ada juga dua tenda posko lapangan, lima motor, dan empat mobil.