Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Olahraga 20 Menit Setelah Alami Sulit Tidur Bisa Tingkatkan Kekuatan Otak

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tes kedua menilai dampak dari kurang tidur total dan hipoksia, di mana para partisipan menghabiskan satu malam tanpa tidur dan ditempatkan dalam lingkungan hipoksia. Setiap pagi, para peserta dalam kedua uji coba tersebut diberi tujuh tugas untuk dilakukan saat istirahat dan saat bersepeda. Mereka juga diminta untuk menilai tingkat kantuk dan suasana hati mereka sebelum menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Hasil dari kedua uji coba tersebut menunjukkan peningkatan kinerja kognitif setelah 20 menit bersepeda. Para peneliti mengatakan bahwa mereka memilih aktivitas moderat karena olahraga yang lebih intens dapat menjadi pemicu stres dan membawa efek negatif.

"Karena kami melihat olahraga sebagai intervensi yang positif, kami memutuskan untuk menggunakan program intensitas sedang seperti yang direkomendasikan dalam literatur yang ada. Jika olahraga dilakukan lebih lama atau lebih keras, hal itu mungkin akan memperkuat hasil negatif dan menjadi pemicu stres," ujar Costello.

"Salah satu hipotesis potensial mengapa olahraga meningkatkan kinerja kognitif terkait dengan peningkatan aliran darah otak dan oksigenasi, namun, temuan kami menunjukkan bahwa bahkan ketika olahraga dilakukan di lingkungan dengan tingkat oksigen yang rendah, partisipan masih dapat melakukan tugas-tugas kognitif dengan lebih baik dibandingkan saat beristirahat dalam kondisi yang sama," tutursalah satu penulis utama, Thomas Williams.

Para peneliti juga mencari tahu alasan yang memungkinkan bagaimana olahraga membantu kinerja kognitif bahkan ketika seseorang kurang tidur dan memiliki tingkat oksigen yang rendah. Mereka mengaitkannya dengan perubahan hormon pengatur otak, aliran darah otak, gairah dan motivasi setelah berolahraga. Penelitian ini juga menemukan bahwa kinerja kognitif seseorang tidak sepenuhnya bergantung pada area korteks prefrontal (PFC) di otak.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top