Ojol Dinilai Jadi Penyangga saat Lapangan Kerja Sulit
JAKARTA - Industri ride-hailing atau ojek online (ojol) dinilai cukup membantu masyarakat sebagai penyangga (buffer) untuk bisa memperoleh pendapatan di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti akibat pandemi.
Kondisi ini menurut Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Paksi C.K. Walandouw, sudah terjadi sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Contoh nyata, kata Paksi, terlihat dari ekosistem ojol yang sudah terbangun. Saat pandemi, ojol sangat membantu masyarakat di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Salah satunya Gojek, ia menjadi buffer (penyangga) ketika terjadi kesulitan pada perekonomian formal. Tidak hanya sebagai mitra driver GoRide dan GoCar yang mungkin terbatas karena adanya pembatasan akibat pandemi. Tetapi, peran dari ekosistemnya seperti GoFood dan GoSend di mana orang bisa membeli makanan dan mengirim barang dari pembelian online," ujar Paksi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Sampai saat ini, lanjutnya, ekosistem ojol tidak lagi menjadi sampingan, tetapi sudah menjadi sandaran utama bagi sebagian masyarakat untuk meraup pundi-pundi rupiah. Hal ini karena ojol menawarkan fleksibilitas bagi mitra driver roda dua, roda empat, dan kurir logistik maupun para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam bisnis makanan minuman.
Mereka yang tergabung dalam ekosistem tersebut bisa bekerja secara fleksibel tanpa terikat oleh waktu dan target. "Orang-orang yang tergabung dalam ekosistem ini senang dengan fleksibilitas. Ini yang membuat pekerjaan di dalam ekosistem ojol sangat diminati. Awalnya mungkin memang coba-coba, tetapi kemudian akhirnya menjadi pekerjaan utama. Biasanya seperti itu yang terjadi," tambah Paksi.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya