Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota I Banyak Peluang untuk Berinvestasi di Nusantara

OIKN Bangun Sentra UMKM di Titik Nol

Foto : ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

ALIMUDDIN Deputi Sosbudpemas OIKN - Rest area tersebut sebagai wadah pemasaran UMKM, dan langkah Otorita IKN untuk mengangkat dan menghidupkan UMKM lokal.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membangun rest area sentra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dan kuliner bagi para masyarakat pengunjung yang datang ke Titik Nol Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

"Rest area tersebut sebagai wadah pemasaran UMKM, dan langkah Otorita IKN untuk mengangkat dan menghidupkan UMKM lokal. Produk UMKM lokal itu bukan saja berupa makanan atau jajanan, tetapi juga suvenir serta lainnya," ujar Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) OIKN, Alimuddin di Jakarta, Sabtu (14/10).

Seperti dikutip dari Antara, Alimuddin mengatakan selain untuk bersantai dan beristirahat, rest area tersebut juga menjadi titik berkumpul agar pengunjung bisa diakomodir menjadi satu rombongan untuk masuk ke dalam kawasan titik nol IKN. Di samping itu juga menjadi wadah memasarkan hasil UMKM lokal.

UMKM lokal yang dilibatkan terutama berasal dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan hingga kini telah ada sebanyak 20 UMKM yang mengisi rest area tersebut. UMKM tersebut juga telah dibuatkan tempat masing-masing.

"UMKM itu kita tempatkan di situ, kita bina ini dan kita juga berikan tempat yang cukup bagus, sehingga para pengunjung disajikan makanan khas. Jadi, UMKM jalan dan pariwisata juga jalan," kata Alimuddin.

Alimuddin mengatakan bagi pelaku UMKM yang terlibat dalam rest area itu, produk makanannya harus sudah dilengkapi dengan label halal, kebersihan hingga kualitasnya terjamin, memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) juga sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

Selain itu, tambahnya, semua kendaraan atau mobil milik pengunjung harus parkir di rest area. Dan untuk masuk ke Titik Nol Otorita menyiapkan satu unit bus listrik non-bahan bakar minyak (BBM) fosil. Harapannya ini dapat menjadi percontohan, penggunaan kendaraan ramah lingkungan tanpa BBM di IKN.

"Rest area itu diadakan karena untuk faktor keamanan, jadi tidak boleh lagi ada kendaraan yang masuk, kecuali kendaraan proyek. Hal ini karena makin masifnya kegiatan proyek pembangunan IKN," kata Alimuddin.

Pengadaan Bus

Adapun untuk pengadaan bus juga tengah dikoordinasikan dengan deputi lainnya, dan kini sedang diuruskan untuk mendapatkan bus itu.

Sementara itu, Deputi bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, mengatakan pihaknya memilih Bali sebagai tempat pertama penjajakan peluang investasi di luar IKN Nusantara maupun Jakarta. Bali dipilih karena dinilai sebagai etalase dunia, daerah pariwisata, wisatawan, dan investasi yang menjadi satu kesatuan sehingga diharapkan kegiatan ini dapat menghubungkan ke investor tingkat global.

"Hari ini menjadi momentum penting karena ini pertama kali proses roadshow peluang investasi di luar Ibu Kota, baik Ibu Kota Nusantara maupun Jakarta, kali ini Bali, provinsi pertama jajak pasar di luar Ibu Kota karena Bali ini jadi magnet," kata Agung.

Agung menyampaikan selain peluang bagi investor asing, mereka juga menaruh harapan besar ke investor domestik, yaitu badan usaha-badan usaha di Pulau Dewata.

Meski saat ini sudah ada 21 investor yang telah dan siap melakukan peletakan batu pertama di Kalimantan Timur itu, pemerintah masih membutuhkan investasi lain terutama pada sektor prioritas untuk memenuhi kebutuhan kerja, kebutuhan hidup, dan kebutuhan rekreasi.

"Kalau untuk kerja, kantor, Istana, kementerian, sudah dibangun APBN. Nah, untuk hidup dan bermain butuh sektor hunian, didukung sarana pendidikan dan kesehatan, kemudian butuh untuk rekreasi, juga sarana pendukung seperti pasokan air, pengelolaan limbah, energi, dan transportasi dan macam-macam," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top