Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peninggalan Sejarah

Obelisk, Menara untuk Menghormati Dewa Matahari

Foto : afp/ Amir MAKAR
A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun para arkeolog dan cendekiawan memahami bagaimana monumen-monumen ini diukir dan diangkut, tidak seorang pun tahu bagaimana mereka didirikan. Anehnya upaya-upaya modern untuk meniru peninggian obelisk, menggunakan teknologi Mesir kuno, telah gagal.

Obelisk-obelisk Mesir kuno melambangkan benben, gundukan purba tempat Dewa Atum berdiri saat dunia diciptakan. Karena itu, obelisk tersebut dikaitkan dengan burung benu, cikal bakal burung phoenix Yunani di Mesir.

Menurut beberapa mitos Mesir, burung benu adalah makhluk hidup pertama yang teriakannya membangunkan ciptaan dan menggerakkan kehidupan. Burung itu dikaitkan dengan bintang fajar dan pembaruan setiap hari, tetapi juga merupakan tanda akhir dunia, dengan cara yang sama burung itu berteriak untuk memulai siklus kreatif dan akan bersuara lagi untuk menandakan penyelesaiannya.

Orang Mesir percaya akan datangnya hari ketika para dewa akan mati dan semua akan kembali ke keseragaman kekacauan primordial. Burung benu tidak akan memilih akhir ini sendiri, tetapi akan diberi isyarat oleh dewa matahari Ra yang, yang pada gilirannya akan diberi tahu oleh Dewa Thoth, penjaga catatan manusia dan dewa. Namun, burung benu terutama juga dikaitkan dengan Ra (kemudian Amun dan Amun-Ra) dan dengan cahaya dan kehidupan.

"Sejak teks piramida dan seterusnya, burung benu dikaitkan erat dengan dewa matahari sang pencipta. Di Heliopolis, pusat pemujaan matahari, burung benu dikatakan bertengger di batu benben, sejenis obelisk primitif, atau di dahan pohon willow suci. Ketika raja-raja Mesir telah memerintah selama tiga puluh tahun, mereka meminta burung benu untuk memperbarui kekuatan dan vitalitas mereka," kata ahli Mesir Kuno, Geraldine Pinch, dalam Egyptian Mythology: A Guide to the Gods, Goddesses, and Traditions of Ancient Egypt (2004).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top