Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Pengungsi Rohingya, Bagaimana Dehumanisasi Terjadi di Media Sosial

Foto : ANTARA/Irwansyah Putra

Para pengungsi imigran Rohingya yang terdampar di pantai Lamreh Kabupaten Aceh Besar masih menempati Balee Meurseuraya Aceh (BMA) di Banda Aceh, Aceh, Selasa (12/12/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa di era pascakebenaran atau post-truth, kebenaran informasi menjadi nomor dua. Yang pertama adalah perhatian publik.

Prinsip ini kerap digunakan oleh content creator karena mereka memiliki kepentingan untuk mengapitalisasi akun media sosial mereka. Akun yang memiliki engagement publik yang tinggi akan bernilai jual tinggi, misalnya terkait tarif endorsement produk suatu perusahaan.

Padahal, konten-konten yang dibuat sensasional agar mencuri perhatian publik seringkali mengarah pada dehumanisasi kelompok pengungsi. Pengungsi tidak lagi ditunjukkan sebagai kelompok lemah yang pantas dibantu. Mereka sering ditampilkan sebagai penyelundup, pembuat onar, bahkan disamakan dengan orang-orang yang akan merebut tanah masyarakat lokal.

Pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh juga sering disamakan dengan penduduk Israel yang dulunya merupakan pengungsi di tanah Palestina. Publik di media sosial mengekspresikan kekhawatiran masyarakat jika kelompok Rohingya di masa depan akan menjajah tanah masyarakat Aceh.

Tidak sedikit juga yang mengaitkan isu pengungsi ini dengan Pemilu 2024, bahkan dengan penemuan cadangan migas di Aceh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top