NASA Luncurkan Roket untuk Eksplorasi Bulan
Takjub l Sejumlah warga melihat dengan takjub saat roket NASA yang membawa pesawat luar angkasa Orion yang jadi awal misi eksplorasi Bulan Artemis meluncur dari Kennedy Space Center di Florida, AS, pada Rabu (16/11).
Foto: AFP/Marco BELLOCAPE CANAVERAL - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) pada Rabu (16/11) berhasil meluncurkan roket paling kuat yang pernah dibangun untuk misi perjalanan ke Bulan. Peluncuran roket ini menandai dimulainya program antariksa andalan baru NASA yaitu Artemis.
NASA melaporkan bahwa roket Space Launch System (SLS) setinggi 32 lantai meluncur dari Kennedy Space Center di Florida pada pukul 01.47 waktu setempat, menghasilkan rekor daya dorong sebesar 39 meganewton.
"Apa yang telah Anda lakukan hari ini akan menginspirasi generasi yang akan datang, terima kasih!" ujar Charlie Blackwell-Thompson, direktur peluncuran astronot perempuan pertama NASA.
Di bagian atas roket SLS terdapat pesawat luar angkasa Orion tanpa awak yang akan mengorbit di Bulan, dimana dalam uji coba untuk peluncuran selanjutnya yang akan membawa perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama yang akan mendarat di permukaan Bulan pada pertengahan dekade ini.
Sekitar dua jam setelah peluncuran, NASA mengatakan pesawat ruang angkasa telah menyelesaikan manuver pendorong untuk menghindari tarikan gravitasi Bumi dan sedang dalam perjalanan ke Bulan.
"Pembakaran injeksi trans-lunar selesai! Orion sedang dalam perjalanan ke Bulan!" cuit Jim Free, administrator asosiasi NASA untuk sistem eksplorasi.
Mengorbit Jauh
Amerika Serikat terakhir kali mengirim astronot ke Bulan pada era misi Apollo antara 1969-1972. Dalam misi kali ini, NASA berharap akan bisa membangun kehadiran manusia secara berkelanjutan, termasuk membangun stasiun luar angkasa di Bulan, untuk membantu mempersiapkan misi akhir ke Mars pada tahun 2030-an.
Peluncuran roket SLS NASA sempat ditunda berulang kali karena masalah teknis dan cuaca buruk. Setelah dua kali ditunda, akhirnya NASA bisa meluncurkan roket tanpa kendala.
Alih-alih mendarat di Bulan, pesawat luar angkasa Orion akan mengorbit jauh, menjelajah sejauh 64.000 kilometer di luar sisi terjauh Bulan. Penjelajahan Orion ini lebih jauh dari daya jelajah pesawat ruang angkasa lain yang dapat dihuni.
Meskipun kali ini tidak membawa manusia, di dalam Orion terdapat tiga boneka yang dilengkapi sensor untuk membantu mengumpulkan data keselamatan bagi anggota kru di masa depan.
Misi Orion tersebut akan berlangsung selama 25 setengah hari dan rencananya akan kembali ke Bumi pada 11 Desember mendatang.
NASA mengandalkan misi yang sukses ini setelah mengembangkan roket SLS selama lebih dari satu dekade.
Misi eksplorasi Bulan berikutnya, Artemis 2, akan melibatkan terbang lintas Bulan dengan astronot pada 2024, sedangkan misi Artemis 3 membawa astronot menjejakkan kaki kembali ke permukaan Bulan dimana peristiwa bersejarah itu paling cepat dapat disaksikan pada tahun 2025. SB/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 J-Hope BTS Rilis Musik Baru Maret Tahun Ini
- 3 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Biofeedback untuk Kesehatan
- 4 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 5 Megawati Ajak Semua Pihak Pikirkan Masa Depan Indonesia, Tagline Cukup Indonesia Raya