Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala Museum Nasional, Sri Hartini, M.Si

Museum Jadi Rumah Peradaban

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Museum merupakan salah satu tempat penting dalam merekam peradaban. Seiring perkembangan waktu, museum juga harus terus menunjukkan eksistensi dan relevansinya dengan perkembangan zaman. Di Indonesia sendiri, museum merupakan salah satu potensi wisata edukasi. Ada sekitar 500 museum, baik milik pemerintah maupun swasta, yang bisa menjadi pilihan destinasi wisata.

Museum Nasional yang telah berstatus Badan Layanan Umum tengah melakukan berbagai transformasi untuk meningkatkan layanan. Untuk mengetahui berbagai perkembangan Museum Nasional, wartawan Koran Jakarta, Muhamad Ma'rup, mewawancarai Kepala Museum Nasional, Sri Hartini, M.Si. Berikut petikannya.

Bisa dijelaskan transformasi Museum Nasional? Ada satu perubahan di Museum Nasional terkait Badan Layanan Umum (BLU) untuk pengelolaan keuangannya. BLU sendiri adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan atau mencari keuntungan. Dalam kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Nah, ini ditetapkan Menteri Keuangan, Maret 2021.

Setahun lebih ini, apa saja dampak Museum Nasional menjadi BLU? Ya, saat ini sudah satu tahun lebih Museum Nasional ditetapkan sebagai BLU. Kalau berbicara soal BLU ini juga saya kira baru lahir tentu masih harus banyak yang dilakukan. Ada dua target setelah menjadi BLU. Pertama, bagaimana Museum Nasional meningkatkan pelayanan publik. Kedua, tentu kaitannya dengan pengelolaan keuangan. Kita juga sudah punya Rencana Strategis (Renstra) dan sudah dalam satu tahun program tersebut. Ada juga Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dan seterusnya.

Artinya, ketika BLU, di situlah justru bagaimana Museum Nasional punya keleluasaan karena dua hal tadi. Maka fleksibilitas di sini punya ruang yang bisa dilakukan dengan tata cara sesuai dengan perundang-undangan. Kalau kerja sama dengan siapa pun, tentu ini kita pikirkan betul-betul. Artinya, ketika berbicara tadi di samping meningkatkan juga untuk keuangannya, maka kerja sama inilah yang tentu kita akan mendapatkan target-target yang sudah satu tahun ini ada dalam kontrak kinerja antara Museum Nasional dan Kementerian Keuangan.

Apakah BLU mendorong fleksibilitas pengelolaan Museum Nasional? Kalau dibilang sebetulnya ketika ditetapkan sebagai BLU, ini harus punya kreativitas, inovasi, lalu juga imajinasi, tapi tetap kita harus kerja keras. Kita tidak bisa sendirian, maka fleksibilitas dalam rangka untuk mencapai target-target yang sudah menjadi kontrak kinerja kepala Museum Nasional dengan Menteri Keuangan mesti tercapai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top