Murid Bereksplorasi di Kurikulum Merdeka, Guru Jangan Lepas Tangan
Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dalam program Inovasi di Nagekeo, NTT.
Walhasil, kita seperti melihat anak-anak tangga yang bertebaran, belum disusun, bahkan tidak lengkap.
Elizabeth Rata dari University of Auckland di Selandia Baru menggambarkan hal ini sebagai bentuk "facilitation teaching". Artinya, apapun yang dibawa murid (baik jawaban, pendapat, atau pengalaman) dianggap baik dan valid oleh guru.
Efek facilitation teaching memang bisa membuat murid merasa "diterima dan berkontribusi". Namun, ini mengorbankan sebuah agenda penting di kelas: interaksi intensif mereka dengan konsep dan pengetahuan beserta urutan dan logikanya. Interaksi ini mustahil berlangsung tanpa adanya pengajaran.
Hasil analisis kami menimbulkan kekhawatiran: penerapan pembelajaran berbasis projek saat ini masih mengarah pada sekadar memfasilitasi. Sebab, murid tidak berinteraksi dengan materi dasar yang harusnya jadi fokus penguasaan.
Peran tradisional guru masih relevan
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya