Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wawancara

Muliaman Dharmansyah Hadad

Foto : Koran Jakarta/ Wachyu AP
A   A   A   Pengaturan Font

Hubungan bilateral Indonesia dan Swiss telah dimulai sejak Juli 1952, secara umum berjalan baik, dinamis, dan terus meningkat. Swiss merupakan salah satu negara industri maju di Eropa yang kekuatan ekonominya bertumpu pada pengelolaan usaha industri kecil menengah yang sangat berkembang dan kompetitif di tataran internasional.

Swiss merupakan salah satu mitra penting Indonesia dalam bidang perdagangan dan investasi. Pemerintah Swiss memberikan perhatian, dukungan, dan bantuan yang cukup signifikan dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu, didorong terus agar investasi Swiss masuk Indonesia serta promosi pariwisata. Apa saja yang akan dilakukan jajaran Kedutaan Besar Indonesia untuk Swiss menarik investor dan mempromosikan wisata Indonesia kepada warga Swiss, wartawan Koran Jakarta, Frans Ekodhanto, berkesempatan mewawancarai Dubes Indonesia untuk Swiss merangkap Liechtenstein, Muliaman Dharmansyah Hadad, di Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.

Adakah pesan Presiden Joko Widodo kepada Anda sebagai Dubes Indonesia untuk Swiss merangkap Liechtenstein? Ada arahan umum dari Presiden Joko Widodo yang kami jadikan acuan sebelum menyusun program kerja. Presiden memberikan arahan kepada para calon Dubes dengan menekankan akan pentingnya meningkatkan investasi dan ekspor. Melalui kedua bidang ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Komitmen pemerintah di bidang ini pun sudah besar. Misalnya di bidang investasi, pemerintah terus mengupayakan kemudahan investasi dalam berbisnis di Indonesia terus mengalami perbaikan. Sekarang ranking 72, tapi pemerintah ingin bisa ke ranking 40 sehingga dapat bersaing dengan Thailand.

Bagaimana caranya memperbaiki kemudahan investasi berbisnis tersebut? Kemudahan investasi dalam berbisnis ini terus didorong dan dilanjutkan. Jika dilihat secara kasat mata, Swiss itu negara kecil, penduduknya sedikit. Jumlah pasarnya terbatas, tapi income per kapitanya tinggi, yaitu 60.000 dollar Amerika Serikat. Dengan income per kapita yang besar, pasti punya daya beli yang tinggi. Tentu saja, ukuran pasar dalam negerinya tidak bisa menampung dan pasti lari ke luar untuk mengoptimalkan return-nya. Ketika lari ke luar, kami juga bersaing dengan negara-negara lain yang ingin merebut itu. Kami bersaing dengan negara-negara ASEAN, misalnya untuk memperebutkan daya beli yang begitu besar, tentu saja tidak hanya dari Swiss tapi juga dari negara-negara maju lain. Oleh karena itu, upaya kami untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, mudah, sederhana, cepat, dan lain sebagainya itu menjadi kunci dan terus didorong.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top