Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wawancara

Muliaman Dharmansyah Hadad

Foto : Koran Jakarta/ Wachyu AP
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk budaya Indonesia, apa yang ingin Anda populerkan di Swiss? Selama ini sudah berjalan. Banyak upaya perkenalan budaya, baik melalui orang Indonesia yang tinggal di sana. Sekitar 2.000 orang Indonesia di sana, menikah, tinggal, dan bekerja di sana. Tentu saja para diaspora ini giat mengenalkan budaya-budaya Indonesia. Saya pikir ini terus kami dorong agar mereka ikut berperan, mereka terus berupaya memperkenalkan Indonesia. Intinya, hal semacam ini perlu terus kami dorong, baik yang dilakukan para diaspora maupun dari kementerian maupun KBRI.

Misalkan seperti apa? Memperkenalkan gamelan, membuat rumah Indonesia di salah satu kota yang ada di Swiss. Itu sekarang sudah berjalan. Tentu saja perlu kami tingkatkan. Artinya, hubungan itu tidak hanya ekonomi, tetapi hubungan budaya perlu kami tingkatkan. Kami juga akan lakukan kerja sama di bidang lain, misalkan di bidang pendidikan vokasi. Pemerintah sedang memfokuskan pada pendidikan vokasi yang lulusannya diharapkan bisa langsung bekerja. Ini perlu kami dorong sebab Swiss sangat kuat di bidang pendidikan vokasi. Di bidang perindustrian, banyak bantuan teknis untuk membina, membangun industri kecil dan menengah. Di bidang pertanian, misalnya perkebunan cokelat karena Swiss terkenal dengan cokelatnya, akan tetapi Swiss tidak punya kebun cokelat. Kebun cokelatnya di luar, makanya kami berusaha mendorong dan mengembangkan agar semakin besar dan melibatkan banyak tenaga kerja Indonesia.

Saat ini sudah seberapa banyak pengusaha Swiss yang berinvestasi di Indonesia? Sudah cukup banyak. Indonesia menjadi salah satu negara prioritas bagi Swiss, baik untuk keperluan investasi maupun dagang. Jadi setelah Jepang, Tiongkok, Singapura kemudian Indonesia. Hal ini juga menjadi modal dasar bagi kami untuk mengembangkan Indonesia ke Swiss. Saat ini sudah banyak investasi Swiss ke Indonesia, baik di bidang manufaktur, farmasi, makanan-minuman, permesinan, keuangan. Hampir 500 perusahaan Swiss ada di Indonesia, baik kecil maupun besar. Jadi, mereka bisa survive dengan memanfaatkan pasar investasi di Indonesia. Kami ingin semua ini ditingkatkan. Kami ingin mendirikan Indonesia Swiss Business Forum. Inilah tempat kalangan bisnis dari Indonesia dan Swiss bertemu dan berdialog. Ini akan kami lakukan. Kalau tidak ada halangan, akan diumumkan forum ini pada saat hari kemerdekaan Swiss pada 1 Agustus 2018. Saya sudah ketemu Kadin, juga dengan Dubes Swiss untuk Indonesia dan sudah dibicarakan maksud dan tujuannya, dan semua orang mendukung berdirinya forum ini antara pelaku-pelaku bisnis, termasuk juga peluang-peluang bisnis di bidang vokasi. Harus melibatkan kalangan yang besar, tidak hanya kalangan pemerintah, tapi juga bisnis karena kalangan merekalah yang menjadi pengguna lulusan vokasi.

Soal target ekspor ke Swiss apa saja? Banyak, tapi kami harus petakan dulu tentang apa yang diperlukan di sana. Misalkan industri logam mulia banyak diminati di Swiss. Oleh karena itu, ekspor bahan bakunya harus terus didorong karena kami punya kemampuan untuk ini. Itu salah satu bidang yang menurut saya perlu kami lihat. Kemudian, bidang ekspor kerajinan, peralatan rumah tangga, serta pertanian.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top