Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wawancara

Muliaman Dharmansyah Hadad

Foto : Koran Jakarta/ Wachyu AP
A   A   A   Pengaturan Font

Apa saja ekspor kita ke Swiss? Ekspor Indonesia ke Swiss itu produk komoditi, seperti emas, produk-produk pertanian, manufakturing, tentu saja masih bisa ditingkatkan. Kami juga bersaing dengan negara lain dalam mengeskpor. Akan tetapi, kami juga melihat negara-negara tetangga Swiss yang bisa atau menjadi tujuan dari ekspor kami. Upaya untuk menyelesaikan free trade agreements (FTA) dengan Swiss, Norwegia, Islandia, dan negara lain, menurut saya, perlu dipercepat. Dengan adanya FTA ini ada perjanjian-perjanjian. Dengan demikian, kami punya hubungan dagang dengan tarif yang diatur berdasarkan perjanjian tersebut. Hal ini juga banyak dilakukan Vietnam dengan banyak negara. Itulah sebabnya mengapa Vietnam ekspornya melesat. Kami perlu belajar dari pengalamannya dan terus menuntaskan pembicaraan FTA ke Swiss dan negara-negara lain.

Upaya lain yang ditempuh apa? Kami akan melanjutkan kegiatan-kegiatan lain yang sudah berjalan, baik eksibisi, pameran, dan sesuatu yang bisa dijalankan. Untuk memunyai daya tembus dan daya saing yang kuat, kami harus bicara dengan banyak negara untuk melakukan perjanjian perdagangan. Bisanya bentuknya pengurangan-pengurangan tarif, baik barang kita maupun barang mereka. Nah, ketika kami masuk ke daerah tertentu, selain tarifnya berkurang, maka daya saing kami menjadi lebih kuat. Jadi, hal-hal tersebut yang menjadi acuan kami dalam berhubungan dengan Swiss.

Apa kendala dalam mengekspor barang ke Swiss? Ekspor itu menjadi bagian dari arahan Presiden Joko Widodo bahwa kami juga harus mencari pasar-pasar nontradisional. Berdagang jangan hanya ke Jepang, AS, tapi ke negara-negara lain yang punya potensi besar. Ini istilahnya pasar-pasar nontradisional, seperti Afrika, Asia Selatan juga perlu dibuka agar mendorong ekspor kami. Pasarnya juga menjadi lebih banyak. Di samping upaya untuk mendorong ekspor, ada dua hal yang saya lihat. Pertama, peningkatan daya saing secara keseluruhan. Maksudnya sebagian dengan FTA, sebagian lagi terkait dengan kualitas. Ada isu terkait dengan organisasinya. Jadi, bagaimana mengefektifkan kerja dari misi-misi dagang, atase-atase perdagangan, dan lain sebagainya yang kemudian tujuannya mendorong ekspor.

Kira-kira, apa tantangan yang akan Anda hadapi saat bertugas di Swiss? Kendala atau tantangan itu selalu ada. Biasanya selalu minta yang lebih, misalkan pasar mereka ditutup, sementara pasar kami diminta dibuka selebar-lebarnya. Solusinya, negosiasi untuk seperti ini yang harus diperhatikan betul. Biasanya negosisasi itu berulang-ulang, maka dilakukan dengan bersinergi.

Apakah sektor wisata juga menjadi program kerja prioritas Anda? Wisata itu termasuk salah satu program kerja prioritas. Di bidang manajemen pariwisata, Swiss sangat kuat, dan mungkin kami sudah banyak menerima bantuan teknis, terutama untuk membangun pengembangan pariwisata yang berbasis komunitas. Kemarin misalnya, di daerah Maumere, NTT, banyak sekali kegiatan pembinaan. Dengan angka pendapatan perkapita masyarakat Swiss yang cukup besar, kami upayakan meningkat sekitar 15 persen di sektor wisata. Daya beli masyarakatnya cukup tinggi, dan kami harapkan mereka spent waktu lebih lama di sini. Biasanya turis Swiss merupakan turis high class. Untuk wisata, kami arahkan para turis tersebut ke 10 destinasi baru yang telah ditetapkan pemerintah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top