Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Bahari Nusa Tenggara Timur

Mules, Pulau Cantik Mirip di Film "Jurassic World"

Foto : KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
A   A   A   Pengaturan Font

Pulau fiksi yang mendekati penggambaran pada film waralaba "Jurassic Park" ternyata ada di Indonesia yaitu Pulau Mules yang berada di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam sekuel ketiga film Jurassic Park yaitu Jurassic World yang tayang di bioskop pada 2015, menampilkan pulau fiktif bernama Isla Nublar. Isla Nublar sendiri merupakan bahasa Spanyol untuk menyebut pulau digambarkan dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih itu.

Di Isla Nublar, tokoh bernama Simon Masrani yang diperankan Irfan Khan, adalah seorang CEO serta pemilik perusahaan Masrani Global Corporation. Korporasi ini membeli InGen untuk membuat taman dinosaurus bernama Jurassic World.

Dalam film Jurassic World ini, juga diceritakan terdapat seorang penjaga keamanan bernama Owen Grady (Chris Pratt) yang berhasil menyelamatkan salah satu staf yang jatuh ke kandang raptor. Saat di kandang tersebut, Owen menyatakan bahwa menciptakan Indominus Rex sebagai makhluk hibrida adalah ide buruk.

Isla Nublar merupakan pulau dengan hamparan pada rumput yang luas. Nusa ini juga memiliki pegunungan di tengahnya. Ada beberapa puncak pegunungan di sekelilingnya dengan padang rumput luas di tengahnya, tempat binatang purba itu dikembangkan.

Di Indonesia, pulau yang mendekati penggambaran pada film tersebut mungkin adalah Pulau Mules, di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini memiliki topografi tebing bukit sabana, pohon lontar yang tumbuh berjarak. Di tepinya berupa pasir putih dan gradasi laut pulau cantik ini seperti pulau fiksi.

Secara administratif Pulau Mules atau dikenal dengan nama Nuca Molas adalah sebuah pulau yang terletak di perairan selatan Pulau Flores. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Desa Nuca Molas, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai.

Desa Nuca Molas saat ini dihuni oleh 1.340 penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan peternak. Mereka tersebar di tiga dusun yaitu Dusun Konggang, Dusun Labuan Ntaur, dan Dusun Peji, yang lokasinya menyebar di bagian utara dan barat pulau.

Molas dalam bahasa setempat artinya cantik atau pulau yang cantik. Bahasa ini berasal dari masyarakat yang menggunakan bahasa Ende yang dicampur dengan bahasa Manggarai. Bahasa yang digunakan di Pulau Mules berbeda dengan yang digunakan di daratan Manggarai.

Mules berasal dari bahasa Manggarai, molas, yang artinya cantik, jadi Pulau Mules berarti pulau yang cantik. Nama tersebut bukan sekadar klaim dari penamaan tetapi pulau ini memang benar-benar elok rupawan.

Pulau Mules yang terletak di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai ini merupakan salah satu pantai terindah di Pulau Flores. Luas Pulau Mules memiliki luas wilayah sekitar 18.029 hektare terhampar di perairan laut Sawu dan berada di tengah dua pulau yaitu Pulau Flores dan Pulau Sumba.

Pulau ini merupakan satu-satunya pulau yang dimiliki Kabupaten Manggarai, setelah dimekarkan menjadi dua kabupaten baru, yakni Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai. Pulau cantik ini menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna, antara lain penyu, lumba-lumba, burung, ikan beragam jenis, gugusan koral dan anemon.

Pantainya memiliki ukuran ombaknya berbeda. Pantai di selatan yang menghadap Pulau Flores dan di barat pulau yang menghadap Laut Sawu yang luas cenderung memiliki ombak yang tenang. Di sini pengunjung bisa melakukan kegiatan snorkeling dan ataupun selam (diving).

Sedangkan pantai di timur pulau dan juga selatan, pulau memiliki ombak yang lebih tinggi. Pantainya bukan hanya menawarkan pasir putih bersih yang bertekstur kasar dengan warna cerah. Durasi ombaknya cukup lama sebelum pecah di bibir pantai, sehingga cocok untuk olahraga selancar alias surfing.

Di Kampung Kampung Peji, Desa Nuca Molas yang berada di pantai utara pulau, pemandangan yang bisa dilihat berupa perbukitan berumput hijau serta pemandangan padang rumput yang luas tempat warga menggembalakan sapi, kambing, dan domba.

Sementara itu di Kampung Konggang, yang berada di bagian barat pulau, bisa dijumpai pemandangan batu karang di sepanjang pantai dan pasir yang kasar. Jika air laut surut, tampak dengan jelas binatang laut seperti bulu babi, siput laut, dan bintang laut.

Bukan hanya menikmati alamnya saja, di pulau ini wisatawan dapat bercengkrama dengan penduduknya yang polos dan ramah. Mencermati keseharian warga pulau menawarkan wawasan dan pemahaman baru tentang kehidupan masyarakat di pulau kecil yang belum begitu terpapar dunia luar.

Mereka yang memiliki kearifan lokal untuk hidup selaras dengan alam dan menjaga kelestarian lingkungan menjadi pelajaran tersendiri bagi orang kota. Jangan ragu untuk melempar senyuman dan menyapa yang pasti akan dibalas dengan senyuman dan keramahantamahan khas desa yang tulus.

Secara demografis mayoritas penduduk Pulau Mules beragama Islam. Hal ini berbeda dengan sebagian besar penduduk di Pulau Flores yang menganut Katolik, yang telah dianut ketika misionaris Portugis mulai menginjakkan kakinya di pulau itu sejak 1512.

Agama Islam yang dianut penduduk di Pulau Mules dibawa nenek moyang mereka yang berasal dari suku Ende, Bima, dan Bugis. Dengan keragaman budaya ini tidak heran bahasa penduduk di pulau ini berbeda dengan Flores daratan.

Untuk mengunjungi Pulau Mules akses menuju Pulau Mules cukup mudah. Dari Kecamatan Ruteng, sebagai pusat Kabupaten Manggarai bisa menggunakan moda transportasi darat ke Pantai Dintor, di Desa Satar Ruwuk, Kecamatan Satar mese. Dari pantai ini perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu kecil selama sekitar 30 hingga 35 menit menuju Pulau Mules.

Pembangunan Ekonomi

Sebagai pulau yang berada di wilayah terpencil Pulau Mules saat ini tengah menjadi perhatian Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigras. Untuk menunjang ekonomi dan wisata tengah dibangun dermaga yang dan pengadaan kapal kapal berbobot 35 ton yang akan beroperasi ke Pulau Mules dari Dintor. Selanjutnya jalanan di dalam pulau juga akan dibeton sepanjang 21 kilometer.

"Kapal barang dapat membantu nelayan dalam mendistribusikan hasil tangkapan mereka, sedangkan jalan beton membuka akses tur keliling pulau," ujar Johozua M Yoltuwu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, seperti yang dilansir dari Antara pada 2018 lalu.

Setelah adanya kapal pembetonan jalan, pemerintah telah menyiapkan 2,4 miliar rupiah untuk pembangunan homestay dan beragam fasilitas lain demi kemajuan pariwisata di Pulau Mules. Dengan fasilitas tersebut industri pariwisata diharapkan bisa berkembang, bersama dengan dua sektor ekonomi lainnya yaitu peternakan dan perikanan.

Bupati Manggarai Deno Kamelus, mengatakan pemerintah kabupaten membeli 70 hektare di Pulau Mules untuk lahan pengembangan ternak sapi dan pengembangan pakan ternak. Ini merupakan penjabaran dari pembangunan pertanian terintegrasi melalui pola yang disebut Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi (Simantri).

Simantri merupakan program sinergi berbagai perangkat daerah dan pihak terkait dalam upaya meningkatkan pendapatan petani. Saat ini, pihak-pihak yang terlibat Program Simantri di Kecamatan Manggarai, antara lain, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas PUPR, dan Dinas Perdagangan.

Pulau Mules yang cantik dan sepi bisa menjadi tujuan yang pas bagi orang-orang yang ingin mencari keheningan. Namun di sini tidak sekadar bisa duduk melamun di bibir pantai sambil memandang senja dari pantai atau puncaknya. Berkeliling pulau dan mengeksplorasi alam adalah cara terbaik untuk mengaguminya. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top