Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 28 Agu 2017, 01:00 WIB

MRT Fase II Siap Dikerjakan

Foto:

MRT fase II (Hotel Indonesia -Kampung Bandan) lebih rumit dibandingkan dengan MRT fase I, (Lebak Bulus-Hotel Indonesia), karena seluruhnya dibangun di bawah tanah.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful mengapresiasi DPRD yang telah menyetujui pembiayaan untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase II (Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan). "Terimakasih, MRT Fase II bisa dikerjakan," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (26/8).

Menurut Djarot, hal ini merupakan langkah yang baik. Terlebih rute MRT nantinya akan diperpanjang pemerintah pusat. "Kita sudah lama sekali tidak bangun infrastruktur transportasi," ucapnya.

Ia berharap, MRT nantinya bisa menjadi pilihan masyarakat dalam transportasi dan mengurangi kemacetan di Ibukota "Mudah mudahan ini bisa membantu masyarakat mendapatkan transportasi yang baik," tandasnya

Djarot mengatakan, pembangunan MRT fase II harus segera dilakukan seiring pembangunan fase I yang akan selesai. Dengan demikian, proyek pembangunan bisa berlanjut dan cepat selesai. Apalagi, DKI Jakarta sudah lama tidak membangun infrastruktur transportasi di ibukota.

"Jadi nyambung, tidak saling tunggu. Langsung dilanjutkan sampai ke Kampung Bandan. Kami sudah lama tidak bangun infrastruktur transportasi. Jadi bagus," tegasnya.

Rekomendasi Dewan

Sebelumnya, dewan mengeluarkan rekomendasi kepada PT Mass Rapid Transit untuk memperoleh pinjaman anggaran untuk pengerjaan sisa proyek fase I sebesar 2,56 triliun rupiah dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

Selain itu, PT MRT juga mendapat rekomendasi dari DPRD DKI untuk pinjaman anggaran untuk pengerjaan fase 2 Bundaran HI-Kampung Bandan senilai 22,5 triliun rupiah. "Ya akhirnya dapat rekomendasi dari Dewan," ujar Direktur Utama PT MRT William Sabandar.

Sementara itu, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi mengatakan pinjaman sepenuhnya akan menjadi wewenang PT MRT dan pemerintah yang harus dibayarkan kepada JICA.

Dia menyatakan pihaknya hanya memberikan rekomendasi dan tidak terlibat dalam penyusunan anggaran proyek strategis tersebut. "Kita hanya memberikan persetujuan."

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana menambakan beberapa pertanyaan krusial dari jajarannya kepada PT MRT antara lain mengenai perbedaan biaya konstruksi MRT Fase I dan Fase I. Di mana biaya biaya konstruksi MRT Fase I sebesar 1 triliun rupiah per kilometer, sementara Fase II mencapai 2,7 triliun rupiah per kilometer.

"Jawabannya karena Fase II konstruksinya lebih sulit dan di bawah Kali Hayam Wuruk, Gajah Mada, Kota Tua dan seterusnya," ucapnya.

Ia melanjutkan, pertanyaan kedua terkait komitmen pembangunan perumahan rakyat di koridor MRT. Sehingga MRT tidak hanya dinikmati masyarakat menengah ke atas karena tarifnya sekitar 13-15 ribu rupiah. Ketiga soal kemauan dan kemampuan integrasi MRT dengan transportasi lainnya seperti Transjakarta, KRL, dan LRT.

Sebelumnya, usulan penambahan pinjaman pengerjaan MRT fase 1 dari Lebak Bulus-Bundaran HI dan estimasi anggaran fase 2 Bundaran HI-Kampung Bandan cukup alot. Beberapa kali pihak MRT mempresentasikan usulannya namun tidak langsung disetujui Dewan.

Direktur Utama PT MRT, William Sabandar mengaku MRT fase II cukup berat karena seluruhnya dibangun secara underground. Hal ini yang membuat pembiayaan per kilometer membengkak jauh ketimbang fase I rute Lebak Bulus - Bundaran HI.

Selain itu, pembangunan fase II paling rumit, karana ada di sepanjang Kali Molenvliet yang membelah jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajahmada. Rute MRT memang direncanakan nantinya akan melintas dibawah kali Molenvliet tersebut. "Perlu ada relokasi kali Molenvliet juga selama pengerjaan. Makanya kita butuh teknologi yang lebih canggih," jelas William

Artinya akan dibuat saluran baru untuk menampung dan mengalirkan sementara air di kali yang dibangun pada tahun 1648 tersebut. pin/emh/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis: M Husen Hamidy, Peri Irawan

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.