Metode Nyamuk Wolbachia untuk Lawan Demam Berdarah Diakui Jurnal Kesehatan Terkemuka Dunia
Warga Sorosutan Yogyakarta melihat mural Wolbachia yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.
Foto: IstimewaYOGYAKARTA - The New England Journal of Medicine (NEJM), sebuah jurnal kesehatan yang sangat bereputasi di tingkat internasional, hari ini mengakui metode Wolbachia dengan mempublikasikan hasil uji efikasi Wolbachia.
"Hasil uji tersebut menunjukkan pengurangan kasus dengue (DBD) terkonfirmasi di Kota Yogyakarta, Indonesia, sebesar 77%. Penurunan angka kasus dengue terkonfirmasi yang dirawat di rumah sakit, juga menurun hingga 86%," kata Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Adi Utarini kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (11/6).
Hasil penelitian yang dipublikasikan NEJM tersebut adalah uji efikasi AWED (Applying Wolbachia to Eliminate Dengue) atau "Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue" yang dilakukan selama periode 2017 - 2020 di Kota Yogyakarta dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Uji tersebut dilakukan di area percobaan yang memiliki total populasi 312.000 orang selama 27 bulan. Melibatkan 8.144 partisipan berusia 3 hingga 45 tahun yang mengunjungi salah satu dari 18 Puskesmas karena mengalami gejala demam akut yang berlangsung antara 1 hingga 4 hari.
Uji efikasi AWED di Yogyakarta ini merupakan puncak dari satu dekade studi laboratorium dan lapangan, dimulai pertama kalinya di Australia dan kemudian berkembang ke 11 negara endemik dengue.
Proyek penelitian ini merupakan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan Monash University, serta Yayasan Tahija sebagai penyandang dana. Tujuan hasil uji efikasi ini untuk mengetahui apakah pemberian Wolbachia pada populasi nyamuk Aedes aegypti lokal, dapat mengurangi kasus dengue terkonfirmasi secara virologis, pada warga berusia 3-45 tahun yang tinggal di Kota Yogyakarta, Indonesia.
DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan cepat menyebar di dunia. Lebih dari 50 juta kasus terjadi secara global setiap tahun. Indonesia merupakan salah satu negara endemis dengue, dengan hampir 8 juta kasus DBD terjadi setiap tahunnya.
Penelitian tersebut menunjukkan metode Wolbachia juga efektif mencegah penyebaran Zika, chikungunya, demam kuning, dan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Sebelumnya Vector Control Advisory Group Badan Kesehatan Dunia (WHO), telah mengakui potensi Wolbachia dalam menurunkan kasus DBD di seluruh dunia dengan menyatakan "Wolbachia menunjukkan nilai kesehatan masyarakat terhadap dengue" dalam laporan dari pertemuan ke-14 mereka pada Desember 2020.
Di kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Tahija, Sjakon Tahija, menyatakan "Sebagai penyandang dana program Wolbachia ini, kami ingin mengucapkan terima kasih pada seluruh mitra dan seluruh pemangku kepentingan atas kolaborasi multi-tahun luar biasa yang menghasilkan dampak pengurangan beban dengue di Yogyakarta, dan tak lama lagi, secara global. Sebagai sebuah yayasan venture philanthropy, kami bangga investasi kami secara meyakinkan akan membawa dampak berkesinambungan. Kami sangat bahagia dan bangga atas hasil ini."
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Respons CEO OpenAI tentang Model AI Tiongkok DeepSeek-R1: 'Mengesankan'
- 2 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 5 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
Berita Terkini
- Tambahan Rp100 Triliun untuk Program MBG, Sri Mulyani Beri Sinyal Positif
- Pertamina Resmi Luncurkan Diesel X, BBM Ramah Lingkungan dengan Sulfur Rendah
- Konsisten Dukung PMI dan Diaspora, Bank Mandiri Catat Transaksi Remitansi Tembus Rp 2 Triliun di 2024
- Indonesia Akan Jadi Pusat AI di Asean Berkat Ekosistem Digital yang Berkelanjutan
- UMKM Bandung Perkenalkan Kelezatan Masakan Indonesia di WEF 2025