Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Minimal Invasive Surgery

Metode Bedah dengan Minimal Sayatan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah dilakukannya tindakan minimal invasive ini, pasien biasanya menjalani masa pemulihan dengan waktu relatif singkat, sekitar satu hingga tiga hari. Setelah itu pasien dapat kembali melakukan aktivitas dengan normal. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari tindakan minimal invasive, di mana pasien memerlukan waktu penyembuhan dan rawat inap di rumah sakit yang singkat.

Sekarang ini, hampir seluruh masalah kesehatan terkait jantung dan pembuluh darah dapat di atasi dengan tindakan minimal invasive surgery. "Dulu prosedur hanya bisa melalui operasi termasuk untuk kasus sederhana. Saat ini 75 persen dapat diselesaikan dengan minimal invasive yang menyelesaikan masalah tanpa harus pembedahan," tegas Wishnu.

Kendati demikian Wishnu menambahkan untuk melakukan tindakan minimal invasive, dokter perlu menilai keuntungan dan kerugian. Pada pasien tertentu, ada aspek tertentu yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan tindakan. Contohnya terhadap anak-anak dan ibu hamil.

"Tindakan ini menggunakan radiasi karena tanpa radiasi tidak dapat melihat jantung tanpa operasi. Ada pula zat kontras yang berpotensi menurunkan fungsi ginjal meskipun kemungkinannya kecil. Anak-anak cukup aman untuk melakukannya apabila memiliki kelainan jantung bawaan, namun bila dia punya background penyakit ginjal tidak dianjurkan," tuturnya.

Sedangkan untuk ibu hamil Wishnu mengatakan sangat tidak baik untuk menerima radiasi karena janin dalam masa perkembangan. Namun bila usia kandungan sudah memasuki trimester akhir, ada kemungkinan untuk melakukan tindakan minimal invasive. "Bisa dilakukan kalau ada masalah yang sangat berat. Dokter pasti melakukan segala macam cara termasuk perut yang diproteksi dengan alat berlapis," tuturnya. ima/R-1
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top