Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mesin Parpol tak Optimal

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Orientasi marketing politik lebih fokus pada produk yang ingin dipasarkan. Dalam study marketing politik. Pemasaran politik sebagai cabang kajian akademis sebenarnya sudah mulai menjadi perhatian ilmuwan komunikasi dan politik pada tahun 1950-an. Namun, implementasi konsep pemasaran politik baru berkembang tahun 1980-an ketika media televisi memiliki peran yang sangat penting dalam penyampaian pesan. Kajian pemasaran politik secara akademis dari waktu ke waktu mengalami pergeseran penekanan (Adman Nursal): Shama (1975) dan Kotler (1982): menekankan pada proses transaksi yang terjadi antara pemilih dan kandidat. OLeary dan Iradela (1976): menekankan pada penggunaan marketing mix untuk mempromosikan parpol. Lock dan Harris (1996): menekankan pada proses positioning. Sedangkan Wring (1997) memilih penggunaan riset opini dan analisis lingkungan. Dengan demikian, yang tampak baru dalam perkembangan pemasaran politik, pada penerapan riset pemasaran atau opini.

Konsep pemasaran mengalami pergeseran perspektif dari orientasi internal perusahaan ke orientasi pasar (market oriented). Perusahaan atau produsen saat ini tidak cukup hanya berorientasi pada produk. Mereka juga harus memperhitungkan kondisi pasar yang dihadapi.

Dalam orientasi pasar yang perlu diperhatikan orientasi pada konsumen (customer oriented) dan pesaing (competitor oriented). Konsep market oriented yang digunakan dalam pemasaran politik bukan berarti, parpol atau kandidat harus sepenuhnya memenuhi keinginan pasar. Sebab tidap-tiap parpol juga memiliki ideologi dan aliran pemikiran yang menjadi ciri khasnya.

Konvergensi yang ditawarkan dari pandangan pro kontra pemasaran politik bahwa pemasaran politik berbeda dengan komersial yang menjual partai atau kandidat kepada pemilih sebagai proses transaksional. Pemasaran politik memerlukan berbagai pendekatan keilmuan dan bersifat khas dibanding konsep pemasaran dalam ilmu ekonomi manajemen. Sebab produk politik sangat berbeda dengan produk komersial baik ditinjau dari karakteristik produk maupun karakteristik konsumen. Pemasaran politik memiliki dimensi yang lebih luas dan lebih kompleks.

Firmanzah dalam bukunya Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas mengatakan, yang penting disampaikan dalam konsep pemasaran politik harus menempatkan pemilih sebagai subjek, bukan objek dari parpol atau kandidat. Pemasaran politik menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih sebagai langkah awal dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dengan bingkai ideologi tiap-tiap partai atau kandidat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top