Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyelamatkan Cagar Budaya di Kota Bandung

Foto : foto-foto: koran jakarta/teguh rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Saat Belanda berkuasa, Bandung merupakan kota penting. Sehingga Belanda banyak membangun gedung di kota ini. Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage) mencatat banyak gedung bersejarah yang kini beralih fungsi. Seperti menjadi toko baju atau kafe.

Namun hal itu tidak bisa disalahkan, asal tidak mengubah ciri khas bangunan apalagi merusak arsitektur aslinya. Di Bandung diperkirakan lebih dari seribuan bangunan bersejarah dengan usia lebih dari 50 tahun, beberapa diantaranya di atas 100 tahun. Namun hanya bangunan besar yang kini dikuasai pemerintah yang masih memiliki catatan sejarah.

Bangunan cagar budaya sendiri paling banyak terdapat di pusat kota, dengan terkonsentrasi di Jalan Braga, Jalan Asia afrika, dan Jalan Ir H. Djuanda atau Dago. Bangunan cagar budaya di Kota Bandung sangat layak untuk dipertahankan. Selain nilai sejarahnya, bangunan tersebut juga menunjukan hasil karya sejumlah arsitek seperti Schoemaker bersaudara, A.F Aalbers, Gerber, Gijsel, dan Soekarno.

Misalnya gedung pensil di Jl A. Yani-Gatot Subroto Nomor 1 kini menjadi kantor Danareksa, perusahaan sekuritas nasional. Bangunan ini dibangun pada 1928 untuk kantor dagang. Lokasinya sangat strategis , terletak di simpang lima sebagai kawasan pusat perdagangan.

Gedung ini dinamakan Gedung Pensil karena menilik dari atapnya yang berbentuk bundar dan lancip di ujung tengahnya seperti pensil yang sudah diraut. Gedung ini pernah menjadi pusat kantor Handel Mij. Groote & Scholtz, agen Dunlop dan minyak pelumas Shell.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top