Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset Kesehatan

Menjinakkan Kanker Ganas dengan Sel yang Diprogram Ulang

Foto : ISTIMEWA

TUMOR PASIEN MENYUSUT I Kathy Wilkes dari Ormond Beach, Fla. Wilkes, dengan kanker pankreas stadium lanjut, melihat tumornya menyusut setelah para peneliti di Oregon meningkatkan sel kekebalannya.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Para peneliti berhasil menjinakkan kanker pankreas stadium lanjut pada seorang wanita. Uji coba pengobatan tersebut rumit dan sangat personal, hingga tidak langsung dapat diterapkan pada sebagian besar pasien kanker.

Jurnal terkemuka, The New England Journal of Medicine, pada Rabu (1/6), menerbitkan laporan penelitian tersebut. "Langkah penting di sepanjang jalan untuk merancang perawatan serupa yang mungkin berlaku untuk kanker paru-paru, usus besar, dan kanker lainnya," kata Eric Rubin, pemimpin redaksi jurnal terkait konsep uji coba itu.

Eksperimen tersebut melibatkan pemrograman ulang secara genetik sel T pasien, sejenis sel darah putih dari sistem kekebalan sehingga sel dapat mengenali dan membunuh sel kanker. Teknik ini dikembangkan Eric Tran dan Rom Leidner dari Earle A. Chiles Research Institute, sebuah divisi dari Providence Cancer Institute di Portland, Oregon.

Untuk mengubah sel T pasien kanker menjadi obat hidup, para peneliti harus mengatasi tantangan serius. Kanker pankreas adalah salah satu yang paling sulit untuk diobati. Sementara pengobatan baru telah memungkinkan pasien dengan kanker lain untuk hidup lebih lama dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, kanker pankreas dengan keras kepala menolak kemajuan ini. Kurang dari 10 persen pasien yang dapat hidup melewati masa lima tahun.

"Untuk sebagian besar pasien, kanker telah menyebar pada saat ditemukan," kata William Jarnagin, spesialis kanker pankreas di Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering, yang tidak terlibat dalam percobaan. Bahkan ketika tumor tersangkut di pankreas dan diangkat melalui pembedahan, sekitar 85 persen pasien mengalami kekambuhan. "Perawatan kami tidak berhasil," kata Jarnagin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top