Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Menjaga Kearifan Lokal di Pulau Komodo

Foto : ANTARA/HO-BOPLBF.

Kegiatan simulasi TFG yang digelar Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (9/11/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur.

Tetapi, warga setempat dan para pencinta satwa langka tidak percaya begitu saja dengan janji manis pemerintah. Mereka menilai proyek akan mengancam habitat asli komodo sebagai hewan purba yang dilindungi.

Buntutnya, pada September lalu, sejumlah organisasi seperti Garda Pemuda Komodo, Sunspirit, dan Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata (Formapp) melayangkan surat ke Organisasi Kebudayaan Dunia atau UNESCO agar segera turun tangan mengkaji proyek tersebut.

Pembangunan sarana-prasarana yang ditengarai bakal berbasis beton bertentangan dengan habitat Komodo yang ditetapkan sebagai area konservasi nasional. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 306 Tahun 1992 tentang pembentukan Taman Nasional Komodo, kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan alami.

Pembangunan geopark ini juga ditengarai akan menghancurkan bentang alam kawasan Pulau Rinca. Pembangunan sumur bor sebagai bagian dari sarana dan prasarana Pulau Rinca akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Keberadaan sumur bor itu justru dikhawatirkan akan mematikan sumber-sumber air di kawasan Pulau Rinca, yang selama ini menjadi tempat hidup satwa liar.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top