Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aplikasi Digital

Meningkatkan Semangat Pemberdayaan dengan "Ngopi"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Asosiasi Petani Pengusaha Kopi Jawa Barat (AP2KJB) Ade Ruswandi menceritakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi para petani kopi di Jawa Barat ialah pemasaran.

Kemudian dengan memanfaatkan kopi asli Jawa Barat, asal Pengalengan yaitu kopi Gunung Tilu sekaligus mempromosikan Kopi asli Jawa barat ini lebih luas, karena tak dipungkiri salah satu jenis biji kopi premium ini namanya kurang santer terdengar, jika dibandingkan jenis biji kopi lokal lainnya, seperti Gayo, Aceh, Kintamani, Bali, Java Ijen Raung khas Bondowoso dan lain sebagainya.

"Karena pembeli kopi Gunung Tilu ini selalu lewat orang ketiga, kami tidak tahu sebenarnya bagaimana kopi kami itu disajikan, apakah menggunakan nama aslinya? Atau sudah diubah. Untuk di daerah Bandung, beberapa saya tahu kafe yang memang menyajikan kopi khas Pengalengan ini, selebihnya saya tidak tahu," ungkap Ade.

Dari segi karakter, Kopi Gunung Tilu yang tumbuh di ketinggian 1.600 mdpl ini memiliki karakteristik rasa florist yang harumnya seperti bunga-bungaan. Selain itu, kopi yang dijual dengan harga Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribuan per kilogram ini biasanya diolah dengan dua teknik yakni semi atau full wash sehingga tingkat keasamannya pun berbeda.

Kemudian Koppi berkomitmen untuk mempekerjakan kaum disabilitas dan melatihnya menjadi barista kompeten, dalam hal ini Koppi mengajak Komunitas Handai Tuli, yang anggotanya berminat bakal dilatih jadi barista handal.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top